Halaman

Rabu, 10 Oktober 2018

sosok ki Rahmat UI, low profile vs ilmu padi


sosok ki Rahmat UI, low profile vs ilmu padi

Sosok yang tersebut seduai judul, sedang menyandang ikhwal sesuai KBBI 2008: retrofili /rétrofili/ n Psi orang yg sangat senang mengingat masa lalu; retrofilia /rétrofilia/ n Psi kecintaan pd hal-hal masa lalu.

Tanpa diminta, di lokasi komunitas ping-pong-pung, perumahan KPR-BTN tahun 1980an. Tunggu. Ada aturan tak tertulis atau kesepakatan bersama: jangan omong politik. Jangan pamer diri. Maklum, penguni lama sudah pada masa pensiun.

Bagi yang tak ikut olahraga, bisa nangkring dan nongkrong bareng, ngopi atau ngeteh. Utamakan kerukunan. Peminat memang lintas RT. Bukan sekedar pukul bola. Ada pelatih amatir. Lokasi strategis, menjadi ajang aneka acara. Pernah menjadi lokasi syawalan warga satu RT.

Kembali ke kisah. Sosok yang namanya sesuai judul, secara biologis lahir sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Pernah memegang pistol serdadu Dai Nippon.

Betul. Ulah ybs menjadi inspirasi saya untuk menyajikan olahkata. Sudah beberapa judul tayang di blogspot pribadi. Kendati diolah dengan seksama, karena bukan karangan, tetap menunjukkan si pelaku.

Beda dengan sebelumnya. Awal bulan Oktober 2018, si sosok tadi masuk dengan gaya yang tanpa gaya. Sore terasa sisa terik siang. Singkat kata, ybs tanpa ada yang meminta atau dipancing, langsung berujar sambil tangannya sibuk:”Saya ini titelnya ada dua”. Sambil mulutnya meremehkan hadirin. Tidak ada reaksi. Lanjut:

“Saya ini, depan nama dengan gelar Drs Psikologi UI, belakang nama ditambah gelasr akademi SH UI”. Mendadak ukuran dada dan kepala bertambah besar. Ada reaksi. Diangkat untuk dijatuhkan. Mayoritas pura-pura tak dengar. Pura-pura sibuk.

Si sosok, tetap semangat dengan bualannya. Warga yang hadir memang sudah tahu ‘isi perut’ si sosok. Karena ketuaan saja masih dianggap ada. Semakin ditanggapi semakin menjadi-jadi. Lebih bijak, jadilah pendengar dengan modal manthuk-manthuk. Sesekali lempar kata agar si sosok langsung membara.

Sekitar pukul 10am, si sosok liwat depan rumah. Rutinitasnya jalan kaki gemulai. Usai salam jabat tangan, langsung pasang muka sedih. Sedihnya, setiap bangun subuh selalu kesiangan. Mimpi subuh menjadi acara tetap. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar