sosok
ki Rahmat UI, low profile vs ilmu padi
Sosok yang tersebut
seduai judul, sedang menyandang ikhwal sesuai KBBI 2008: retrofili /rétrofili/ n Psi orang yg sangat senang
mengingat masa lalu; retrofilia /rétrofilia/ n Psi kecintaan
pd hal-hal masa lalu.
Tanpa diminta, di lokasi
komunitas ping-pong-pung, perumahan KPR-BTN tahun 1980an. Tunggu. Ada aturan
tak tertulis atau kesepakatan bersama: jangan omong politik. Jangan pamer diri.
Maklum, penguni lama sudah pada masa pensiun.
Bagi yang tak ikut
olahraga, bisa nangkring dan nongkrong bareng, ngopi atau ngeteh. Utamakan kerukunan.
Peminat memang lintas RT. Bukan sekedar pukul bola. Ada pelatih amatir. Lokasi strategis,
menjadi ajang aneka acara. Pernah menjadi lokasi syawalan warga satu RT.
Kembali ke kisah. Sosok yang
namanya sesuai judul, secara biologis lahir sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945.
Pernah memegang pistol serdadu Dai Nippon.
Betul. Ulah ybs menjadi
inspirasi saya untuk menyajikan olahkata. Sudah beberapa judul tayang di
blogspot pribadi. Kendati diolah dengan seksama, karena bukan karangan, tetap
menunjukkan si pelaku.
Beda dengan sebelumnya. Awal
bulan Oktober 2018, si sosok tadi masuk dengan gaya yang tanpa gaya. Sore terasa
sisa terik siang. Singkat kata, ybs tanpa ada yang meminta atau dipancing, langsung
berujar sambil tangannya sibuk:”Saya ini titelnya ada dua”. Sambil mulutnya
meremehkan hadirin. Tidak ada reaksi. Lanjut:
“Saya ini, depan nama
dengan gelar Drs Psikologi UI, belakang nama ditambah gelasr akademi SH UI”. Mendadak
ukuran dada dan kepala bertambah besar. Ada reaksi. Diangkat untuk dijatuhkan. Mayoritas
pura-pura tak dengar. Pura-pura sibuk.
Si sosok, tetap semangat
dengan bualannya. Warga yang hadir memang sudah tahu ‘isi perut’ si sosok. Karena
ketuaan saja masih dianggap ada. Semakin ditanggapi semakin menjadi-jadi. Lebih
bijak, jadilah pendengar dengan modal manthuk-manthuk. Sesekali
lempar kata agar si sosok langsung membara.
Sekitar pukul 10am, si
sosok liwat depan rumah. Rutinitasnya jalan kaki gemulai. Usai salam jabat
tangan, langsung pasang muka sedih. Sedihnya, setiap bangun subuh selalu
kesiangan. Mimpi subuh menjadi acara tetap. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar