Halaman

Jumat, 05 Oktober 2018

rakyat lumbung Pancasila vs partai politik lumbung ideologi


rakyat lumbung Pancasila vs partai politik lumbung ideologi

Sepertinya ada yang tak pas. Maka dari itu, coba baca berulang kali dengan seksama, tak perlu tergesa. Renungi dengan leluasa dari aspek bahasa. Cermati dan endapkan rasa substansi yang tersurat maupun materi yang tersirat. Jangan terburu buka kamus politik.

Jika tahap awal, terasa ada yang tidak menyambung, tidak konek. Wajar. Dua judul digabungkan. Model sanding, banding, tanding jelas beda jurusan. Lema ‘lumbung’ memberi kesan ada yang sama atau sebagai alat sambung. Biar meringankan kerja otak saat fungsi pencernaan terpacu daya baca.

Kaca mata awam bisa menyimak, antara rakyat dengan partai politik memang jauh.

Daripada bingung tanpa berusaha memegang tiang terdekat. Jelas saja judul di atas, merupakan kesimpulan sejarah. Kesimpulan utama, harga mati. Memang begitu hasil akhirnya. Tak bisa diintimidasi untuk diubah.

Bersyukur atau cukup mengelus dada sendiri. Untung hanya segitu. Soalnya bisa lebih parah lagi. Kalau kemasukan sentimen negatif dari para pejuang bangsa, penegak negara.

Periode siapa penyumbang terbesar sehingga bisa terjadi kejadian sesuai judul. Tidak dipublikasikan, bukan untuk konsumsi umum. Juga bukan yang sifatnya rahasia. Apakah mewakili daerah sehingga bisa diambil benang merahnya dan diangkat menjadi fakta nasional.

Partai politik yang bagaimana platform-nya yang kontribusinya dominan sebagai pencetak sejarah.  Adakah komponen asing yang melebihi ketentuan rasa nasionalisme. Atau apa kemanfaatan investor politik asing dan sampai kapan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar