swara
VIII, ingkang Kaping Wolu
swara VIII, ingkang Kaping Wolu (Kaum Pinggiran Wong Lugu). Apa arti sebuah
angka, bilangan, nomor, nilai. Minimal untuk mengurutkan. Berurutan, menerus
untuk menandai umur, usia. Kembali ke angka 1 untuk
menyebut tanggal.
Kandungan mistis pada angka bersifat lokal. Terkait bahasa. Biasanya orang
menerima begitu saja, dirasa masuk akal. Bagaiman penulisan angka, bilangan,
nomor, nilai ternyata ada aturan main, kode etik, pakemnya. Lambang apa yang
dipakai semakin menambah makna. Penggunaan lambang angka bersifat universal.
Urusan angka menentukan langkah kebijakan ekonomi suatu negara. Angka yang
sama diterakan pada mata uang, namun besarnnya berbeda. Dunia disatukan untuk
menentukan nilai tukar antar mata uang. Itupun tergantung sentiment positif,
kekuatan dan permintaan pasar. Membaca ‘angka’ pada ilmu ekonomi dengan atau
terkait dengan isitilahnya.
Angka pada matematik, semakin berangka jika ditambahi dengan lambang
hitungan. Saking rumitnya, jelas penulis tak atahu apa saja. Artinya, semua
ilmu menggunakan angka. Hanya kelengkapannya berbeda. Angka termasuk bilangan
ilmiah. Masuk sistem perhitungan.
Masuk tiga besar bukan berarti sesuai urutan kualitas. Bukan penomoran.
Angka tidak sekedar batasan secara kuantitas. Berapa digit di belakang koma.
Masuk abad digital. Dunia nyata akan disesaki oleh edaran angka yang tidak
punya orbit. Lalu lintas angka yang tak punya pola gerak.
Pada angka ke berapa angka tersebut akan berhenti. Karena angka membawa
misinya dan ada tenggang waktunya.
Seberapapun angkanya, jika dengan pendekatan pelafalan, tampak arti atau
makna terdalam. Seperti judul. Maunya penulis. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar