Unsur Penodaan
Pancasila Pada Kasus Sembako Maut
Ciri NKRI sebagai negara demokratis adalah setiap ada gerakan dan aksi masa
– lepas dari kemanfaatan wakil
rakyat – yang menyebabkan aparat keamanan super sibuk, serta
merta dikaitkan dengan pasal makar. Minimal mendapat stigma akan merubah
Pancasila dengan ideologi lain.
Karakter penyelenggara
negara yang berifat jaga jarak dengan fakta, atau alergi dengan kritik, dimanfaatkan
sebagai peluang emas bagi pihak tertentu.
Semisal kebijakan car
free day (CFD) di ibukota negara atau kota besar, layak sebagai ajang
provokasi terselubung. Ditengarai dengan melakukan pendekatan ke masyarakat
marginal secara ekonomi. Modus, motif, strategi iming-iming untuk menjerat mangsanya. Agenda utama bisa
untuk jangka pendek maupun ada target yang lebih besar.
Kasus lama, minoritas dalam
populasi namum mayoritas atau unggul dalam bidang ekonomi, akan bertindak
dengan cara apapun. Ke bawah melakukan iming-iming, ke atas dengan bagi-bagi upeti atau pendekatan nikmat dunia.
Aparat keamanan merasa “kecolongan”
atas kasus sembako maut. Makanya alan lebih mengandalkan jasa CCTV. Parpol yang
medukung acara Forum Untukmu Indonesia
(FUI) tebar sembako dan makan gratis secara seremonial, kolosal, massal di
Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu, 28 April 2018, siap pasang badan. Bukan ikut
prihatin, tapi malah menyalahkan pemprov DKI.
Pemerintah bukannya tebang pilih. Biasanya lebih memilih diam (biar dikira
emas) dan tutup mata, serta pura-pura budeg.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar