Halaman

Rabu, 23 Mei 2018

ahli endus kuman di seberang lautan


ahli endus kuman di seberang lautan

Agak berat kalau merangkai kata menjadi kalimat menyoal tabiat manusia dan atau orang.

Apa hendak dikata. Aneka kejadian perkara di bumi ini. Coba renungkan menurut agama yang kita anut.

Ada kelompok manusia, yang meringankan beban tugas dan fungsi malaikat pencatatat alam pikir, tindak tutur dan tingkah laku manusia. Karena panggilan tugas, ada manusia yang mendapat kepercayaan untuk mengamati manusia lainnya.

Seperti cerita pewayangan, semua gerak-gerik anak wayang diamati dengan seksama. Jangan sampai membahayakan stabilitas kerajaan.

Kelompok manusia yang lain, digembalakan sesuai petunjuk anak betara Guru. Di lepas bebas di alam dunia agar mengalahkan tugas dan fungsi iblis, setan maupun jin. Cara sederhana dan manjur adalah gebyar sembako dan makan gratis.

Modusnya bukannya mendatangi kantong-kantong kemiskinan sampai ujung desa kerajaan, sudut kota kerajaan. Tetapi dengan bagi sistem kupon berhadiah untuk datang ke lapangan ibukota negara.

Wajar, jika sudah kebakaran jenggot, baru ingat akan jaga-jaga, jaga diri. Semakin jaga jarak dengan kawula alit.

Walhasil, nénék-nénék cabé-cabéan yang jalan tertatih-tatih, sempoyongan penuh senyum haru. Tangan kanan dan tangan kiri menenteng sembako dan makanan gratis. Patut diduga membawa bahan yang membahayakan orang lain.  Layak dikira bagian dari pasukan jibaku atau kamikazé suadara tua Dai Nippon. Pantas dianggap akan berbuat anarkis di balik topèng atau kedoknya.. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar