ahli endus kuman di seberang lautan
Agak
berat kalau merangkai kata menjadi kalimat menyoal tabiat manusia dan atau
orang.
Apa hendak
dikata. Aneka kejadian perkara di bumi ini. Coba renungkan menurut agama yang
kita anut.
Ada kelompok
manusia, yang meringankan beban tugas dan fungsi malaikat pencatatat alam
pikir, tindak tutur dan tingkah laku manusia. Karena panggilan tugas, ada
manusia yang mendapat kepercayaan untuk mengamati manusia lainnya.
Seperti
cerita pewayangan, semua gerak-gerik anak wayang diamati dengan seksama. Jangan
sampai membahayakan stabilitas kerajaan.
Kelompok
manusia yang lain, digembalakan sesuai petunjuk anak betara Guru. Di lepas
bebas di alam dunia agar mengalahkan tugas dan fungsi iblis, setan maupun jin. Cara
sederhana dan manjur adalah gebyar sembako dan makan gratis.
Modusnya
bukannya mendatangi kantong-kantong kemiskinan sampai ujung desa kerajaan,
sudut kota kerajaan. Tetapi dengan bagi sistem kupon berhadiah untuk datang ke
lapangan ibukota negara.
Wajar,
jika sudah kebakaran jenggot, baru ingat akan jaga-jaga, jaga diri. Semakin jaga
jarak dengan kawula alit.
Walhasil,
nénék-nénék cabé-cabéan yang jalan tertatih-tatih, sempoyongan penuh senyum
haru. Tangan kanan dan tangan kiri menenteng sembako dan makanan gratis. Patut
diduga membawa bahan yang membahayakan orang lain. Layak dikira bagian dari pasukan jibaku atau
kamikazé suadara tua Dai Nippon. Pantas dianggap akan berbuat anarkis di balik
topèng atau kedoknya.. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar