Halaman

Rabu, 23 Mei 2018

pejah gesang luwih énak ndérék jamanku tho lé


pejah gesang luwih énak ndérék jamanku tho lé

Manusia hidup, semua mahluk hidup di bumi melakukan, menjalankan kehidupannya sesuai dengan pergantian waktu yang tak pernah ingkar. Apa jadinya jika mendadak bumi berhenti ber-rotasi hanya selama 1 (satu) detik. Atau menambah kecepatan berputarnya.

Secara waktu, hidup seolah linier. Lurus-lurus saja. Mulai dari bangun pagi sampai bangun pagi hari berikutnya. Grafik kehidupan sehari semalam, nyaris tipikal, berulang.

Sesungguhnya manusia, selalu melakukan pergolakan, perombakan hidup. Pemajuan kehidupan secara mandiri adalah upaya meningkatkan ketahanan hidup dan kontribusi hidup sebagai anak bangsa di tengah peradaban Nusantara.

Ikatan moral, jalinan emosional, hubungan geografis, interaksi sosial menjadikan manusia saling membutuhkan.

Ketika manusia semakin tidak menyatu dengan alam, maka makanya hidup manusia bak robot hidup. Semua nanakan dan tahapan kehidupan sudah di-setting diprogram sedemikian rupa.

Kebebasan alam pikiran manusia memang harus dibatasi. Demi persatuan dan kesatuan antar umat yang sarat dengan perbedaan.

Suasana kebatinan anggota keluarga pun, seolah mengalami perubahan yang menerus. Pranata kehidupan sosial di masyarakat, lambat tapi pasti, seolah meninggalkan pakemnya.

Terang terus bahwasanya efek domino ikatan ideologis menjadikan antar anak bangsa pribumi, karena kepentingan duniawi, terjadilah: mana kawan, mana lawan; mana seteru, mana sekutu.

Betul kata sejarah. Ketika politik sebagai panglima. Malah dalam skala tertentu, politik bisa menjadi agama baru, menjadi aliran kepercayaan yang bisa mendatangkan keuntungan.

Apalagi jika kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan berorientasi ke masa depan. Lebih mengandalkan ramuan ajaib masa lalu. Keberhasilan masa lampau dikemas ulang. Dengan pemain lama yang karena fakor U (umur, usia, uzur, usang) serta faktor J (jiwa) sudah saatnya masuk kotak.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar