pejah gesang
luwih énak ndérék jamanku tho lé
Manusia
hidup, semua mahluk hidup di bumi melakukan, menjalankan kehidupannya sesuai
dengan pergantian waktu yang tak pernah ingkar. Apa jadinya jika mendadak bumi
berhenti ber-rotasi hanya selama 1 (satu) detik. Atau menambah kecepatan
berputarnya.
Secara
waktu, hidup seolah linier. Lurus-lurus saja. Mulai dari bangun pagi sampai
bangun pagi hari berikutnya. Grafik kehidupan sehari semalam, nyaris tipikal,
berulang.
Sesungguhnya
manusia, selalu melakukan pergolakan, perombakan hidup. Pemajuan kehidupan
secara mandiri adalah upaya meningkatkan ketahanan hidup dan kontribusi hidup
sebagai anak bangsa di tengah peradaban Nusantara.
Ikatan
moral, jalinan emosional, hubungan geografis, interaksi sosial menjadikan
manusia saling membutuhkan.
Ketika
manusia semakin tidak menyatu dengan alam, maka makanya hidup manusia bak robot
hidup. Semua nanakan dan tahapan kehidupan sudah di-setting diprogram
sedemikian rupa.
Kebebasan
alam pikiran manusia memang harus dibatasi. Demi persatuan dan kesatuan antar
umat yang sarat dengan perbedaan.
Suasana
kebatinan anggota keluarga pun, seolah mengalami perubahan yang menerus.
Pranata kehidupan sosial di masyarakat, lambat tapi pasti, seolah meninggalkan
pakemnya.
Terang
terus bahwasanya efek domino ikatan ideologis menjadikan antar anak bangsa
pribumi, karena kepentingan duniawi, terjadilah: mana kawan, mana lawan; mana
seteru, mana sekutu.
Betul
kata sejarah. Ketika politik sebagai panglima. Malah dalam skala tertentu,
politik bisa menjadi agama baru, menjadi aliran kepercayaan yang bisa
mendatangkan keuntungan.
Apalagi
jika kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan berorientasi ke masa depan. Lebih
mengandalkan ramuan ajaib masa lalu. Keberhasilan masa lampau dikemas ulang.
Dengan pemain lama yang karena fakor U (umur, usia, uzur, usang) serta faktor J
(jiwa) sudah saatnya masuk kotak.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar