Halaman

Selasa, 01 Mei 2018

Anak Durhaka, Berdoa Untuk Ibu Cuma 5 Kali Sehari


Anak Durhaka, Berdoa Untuk Ibu Cuma 5 Kali Sehari

Majelis ilmu yang diselenggarakan tiap bakda subuh sabtu dan ahad, di masjid tempat tinggal. Banyak animonya. Kendati modal jiping (ngaji kuping). Jamaah karena faktor U, pilih duduk bersandar. Sesekali kepala mengangguk-angguk tanda.

Agar tak bikin jenuh, ustadz sesuai jadwal. Sebulan sekali tampil. Diadakan tanya jawab, sesuai waktu yang tersisa. Biasanya jika sudah terang tanah, jamaah gelisah. Mau tegakkan sholat sunnah isyraq. Kaum ibu sudah mulai ceramah sendiri.

Sekali acara, ustadz beberkan doa. Agar makbul, ulang 3 (tiga) kali. Tentunya mengikuti adab, rukun, tata cara berdoa. Kandungan bacaan sholat juga doa. Karena waktulah, tidak ada tanya jawab.

Usai sholat isyraq, jamaah kumpul di serambi, teras masjid. Minum teh hangat dan kunyah makanan ringan. Sambil berbincang dengan ustadz. Saya ajukan pertanyaan, bahwasanya kalau berdoa untuk orangtua, ada penjelasan lakjukan secara rutin. Bukan berapa kali atau diulang berapa kali.

Jawab ustadz menyengat. Kurang lebihnya sesuai makna judul.

Apakah kalau kita mendoakan orangtua, khususnya ibu, sampai kita capai, berkeringat, bahkan sampai berdarah-darah. Bayangkan ibu kita saat mengandung sampai membesarkan kita. Koq cuma dibalas dengan doa 5 (lima) kali atau sesuai sholat fardhu 5 (lima) waktu.

Ayo kita renungkan. Apalagi kalau hanya sekali sehari mendoakan orangtua, khususnya ibu. Apa kata dunia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar