20 tahun
reformasi sarat bumbu masa silam
Bukan hisapan
jempol, bahwasanya reformasi bergulir dimulai dari puncaknya. Ditengarai dengan
lengser keprabon presiden kedua RI, 21 Mei 1998.
Sudah
suratan takdir bangsa dan negara Indonesia, maka berlaku resmi berhala
reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). Muncul beberapa puluh atau ratus partai
politik.
Semangat
persatuan dan kesatuan, dengan satu tujuan yaitu menuju RI-1.
Secara
meyakinkan dan santun politik, terjadilah aksi saling menjegal dan menjagal.
Antar sang reformis adu suara. Ingin mencuat kepermukaan. Merasa bisa berbuat
banyak buat bangsa dan negara. Asal diberi kepercayaan untuk berada di barisan
terdepan.
Berlanjut
dengan gelombang ideologi tak ada matinya. Anak cucu ideologis masih betah
mendekapi kursi kekuasaan. Bilamana perlu dan memang begitulah kejadian
perkaranya, adalah memanfaatkan jasa tenaga luar. Karena tenaga dalam kelamaan
hanya jadi penonton.
Bencana
politik sampai ambang bawah, memasuki periode 2014-2019. Rakyat termaginalkan
secara konstitusional, dalam wujud permanent underclass, uneducated people. Muncul masyarakat berpenghasilan menengah ke atas,
karena mampu ikut arus. Masyarakat kurang beruntung vs daerah kurang beruntung.
Generasi
masa depan, generasi penerus bangsa dan negara, generasi pewaris masa depan, harus
merebut statusnya secara mandiri. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar