Halaman

Senin, 28 Mei 2018

ketika tangan kiri penguasa menjadi benalu berkarat


ketika tangan kiri penguasa menjadi benalu berkarat

Ketemu pirang perkoro, isa-isané panguwasa kakèhan polah. Wedi bayangané dhéwé.

Rahwana utawa Dasamuka atau sebutan, gelar lain sesuai versi aslinya, India, maupun hasil modifikasi wayang Nusantara. Adalah sosok yang tetap merupakan hasil rakitan dengan komponen berbasis keangkaramurkaan.

Aji ramuan ajaib, jimat hasil tapa brata, menjadikannya tidak akan mati serta umurnya melebihi umur gunung.

Walhasil, selain rakitan, juga mengalami proses kanibalisme dari kandungan lokal (koalisi pro-raja dan pro kerajaan) dengan produk asing atau dunia lain, dunia hitam.

Jadilah sosok Rahwana yang sakti mandraguna, istilah ki dalang Sobopawon.

Kelemahan Rahwana yang menentukan nasib stabilitas wibawa negara, adalah masih bisa jatuh cinta kepada lawan jenis. Urusan negara didominasi urusan wanita yang menjadi incaran Dasamuka. Lengkapnya ada di kisah Ramayana. Bisa divisualkan dalam bentuk komik atau tampilan tayangan lainnya.

Kepada pihak yang anti kebijakan kerajaan atau kebijakan raja, maka Rahawana merupakan tokoh yang mégatéga, serbatéga. Terbukti ketika salah satu adik kandungnya, berani sampaikan saran bijak kepadanya. Langsung dieksekusi di tempat oleh tanggannya sendiri.

Paman yang merangkap jabatan sebagai patih, tak kurang mengusulkan pasal perubahan peradaban berkemajuan.

Rahwana selain mengandalkan kekuatan diri, juga mendapat dukungan dari adik kandung yang perempuan. Posisi adik kandung yang lain, tunggu tanggal mainnya.

Kendati Rahwana tidak merangkap sebagai ketua umum sebuah partai politik peserta pesta demokrasi.  Imbangannya adalah kaki tangan, bolo dupak, keroco yang mayoritas adalah raksasa yang hiduo di darat maupun air atau lautan.

Lazim di negara seperti apa pun, wajar di pemerintahan dalam bentuk apa pun, selalu muncul pihak yang memanfaatkan kesempatan. Jargon, aji mumpung vs mumpung aji.

Karena Rahwana sibuk dengan urusan berurusan dengan Dewi Sinta, maka banyak waktu atau jam kerja kerajaan dipakai oleh relawan dari semua unsur, anasir, komponen kepentingan.

Namanya rakyat tetap rakyat. Siap masuk wajib militer (wamil), menjadi militer sukarela (milsuk) yang ada kaitan langsung dengan bela negara. Soal nyatanya yang menyerbu adalah TKA, itu sebagai pelancong bebas visa.

Jadi, yang selama itu Rahwana dengan gagah mengacungkan tinju tangan kanan, bahkan menantang kerajaan langit, atau sibuk menumpuk utang luar negeri, ternyata tangan kirinya main sendiri. Ada main dengan bahaya laten yang sudah berpengalaman makar. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar