Halaman

Rabu, 16 Mei 2018

pandai jatuh vs pamér bégo


pandai jatuh vs pamér bégo

Karena bahasa bisa untuk berbohong. Di tangan manusia politik, malah multimanfaat, multiguna, multièfèk. Untuk sarana penistaan agama, penodaan agama, puisi dan sejenisnya sudah sedemikian direkayasa secara konstitusional. Total jenderal masuk bursa pamér bégo.

Sejalan dengan alenia pertama, ada gerakan nyata tapi senyap. Tidak tampak kalau pelakunya pernah makan bangku sekolah, khususnya, aneka ijazah S1. PTN maupun dan apalagi kalau cetakan PTS.

Sejarah membuktikan, bahwa pemimpin itu dilahirkan. Kalau ada yang sifatnya dadakan, muncul untuk tidak timbul. Namanya politik, ada kader karbitan, kader kambuhan, kader kagetan, kader jenggot.

Tepatnya, bukan sistem feodal. Mengandalkan jasa dan nama besar kakek-nenek moyangnya. Ini lagu lama yang tak pernah usang.  Manusia macam ini terjebak imajinasi politik.

Mewakili gender. Yang kalangan Hawa, dengan pasang muka haru. Pua-pura cerdas. Jual tangis merasa dizalimi, sehingga naluri ideologinya kandas sebelum tunas. Kaum Adam, diwakili sosok seram ahli menghiba-hiba. Merasa bisa berbuat banyak jika diangkat jadi penguasa. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar