Halaman

Kamis, 03 Mei 2018

Masyarakat Kurang Beruntung, Sudah Jatuh Ketimpa Tangga


Masyarakat Kurang Beruntung, Sudah Jatuh Ketimpa Tangga

 Bahasa politik yang dipakai oleh BPS (Biro Pusat Statistik) untuk menyebut masyarakat miskin adalah ‘masyarakat kurang beruntung’. Secara politis pula mendapat sebutan sebagai permanent underclass, uneducated people.

Efek domino dari pelaksanaan Perpres 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing masih akan bergulir. Soal sumber daya manusia Indonesia yang akan menjadi korban di negeri sendiri, pemerintah sudah memperhitungkan dengan seksama.

Belum usai gaduh TKA, rakyat dialihkan perhatiannya ke kasus pembagian sembako dan makanan gratis di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu, 28 April 2018, oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI). Kendati makan korban jiwa melayang, pihak berkepentingan tidak merasa bersalah sepasalpun.

Salahnya mau menjadi orang miskin!” Guman kawanan FUI dan sejenisnya maupun oknum penguasa pemprov maupun nasional. Seperti biasanya, partai politik yang merasa dekat dengan wong cilik, ikut meramaikan ujaran di media massa dan turunannya.

Kita akui, aneka program/kegiatan pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019 yang berbasis ‘masyarakat kurang beruntung’. Hasilnya terasa dengan bertambahnya masyarakat menengah ke atas.

Memang pemerintah yang demokratis dengan mengandalkan sebagai negara multipartai, tak akan dengan sengaja melukai hati rakyat. Namun permainan politik belum selesai. Rakyat sudah kebal dengan kondisi margin atau dimarginalkan.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar