Modus Politik Penguasa, Sibuk Swafoto vs Foto
Swalayan
Tindakan selfie utawa swafoto, menjadi bagian
integral dari anak bangsa pribumi. Tidak pandang gender, usia maupun apa saja
yang dimakan. Mengacu ilmu padi, maka jika tangan
kanan memberi maka tangan kiri tak tahu-menahu.
Fundamental rakyat dalam praktik kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, tidak perlu diperdebatkan. Tertempa oleh
modus politik setiap pemerintah yang seolah selalu tampil meyakinkan.
Sebagai
bangsa pemaklum, rakyat bukannya tak peduli pada politik gaya vs gaya politik
kawanan penyelenggara negara. Semakin merasa sebagai kawanan, koalisi parpol
pro-pemerintah maka semakin merasa eksis. Menjadi lapis elit bangsa. Ujung-ujungnya
mau tambah satu porsi lagi. Lengkap dengan lauk pauknya.
Setiap
memasuki tahun-tahun terakhir periode pemerintah, selalu muncul penyakit
politik. Di awal periode pasang muka garang. Rakyat tak ambil peduli. Rakyat dengan
ilmu Pancasilanya, sudah tahu mana emas mana sepuhan. Bahkan berapa episode
yang akan dilakoni pemerintah, sudah jelas bagaimana kata akhirnya.
Semakin
rakyat tidak mempersoalkan janji politik, semakin penguasa obral harga diri. Terbukti
semakin yang berbau asing mendominasi model, modal, modus politik penguasa.
Diluar
skenario pribadi, ternyata nyatanya tangan kiri penguasa semakin muak atas
segala tindak tangan kanan. Bahkan yang seharusnya dilakukan oleh tangan kiri,
diambil alih oleh tangan kanan. Sebegitunya ulah tangan kanan sang penguasa. Mahir
melakukan apa saja. Sanggup melakukan apa saja. Demi. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar