Halaman

Senin, 07 Mei 2018

aroma irama tahun politik 2019, rawan koreksi vs rawan intervensi


aroma irama tahun politik 2019, rawan koreksi vs rawan intervensi

 Lema ‘muda’ jika ditambah awalan ‘pe’ menjadi ‘pemuda’. Lawan kata ‘muda’ diyakini secara menerus tanpa terputus adalah ‘tua’.  Sayang, kamus gaulpun(?) tidak mencantumkan kata ‘petua’. Atau mungkin ada di kamus politik cetakan dan atau edisi khusus versi revolusi mental.

Lepas dari makna ‘rawan’ yang mungkin suadara dekat dengan ‘riskan’, ‘rentan’ atau lainnya. Ikhwal ini menimpa semua strata, kasta, klas, lapisan rakyat, penduduk, masyarakat, warga negara, keluarga, rumah tangga atau sebutan lainnya.

Akankah lema ‘rawan; jika mendapat awalan ‘pe’ menjadi ‘perawan’ akan lebih berarti, bermakna. Tentu. Maka dari itu, berbahasa Indonesialah dengan kaidah yang benar, betul, baik, bagus.

 Bahasa menujukkan bangsa. Semakin mahir berbahasa malah semakin membuktikan bahwa ybs tidak bisa kendali diri. Ada alasan klasik yang tetap mengusik, menggelitik. Ternyata asupan atau aneka asupan menentukan jiwa. Sederhana tetapi tak segampang itu.

Sejak dalam kandungan seorang anak manusia atau semanusia anak orang, sudah mengenal bahasa tutur. Lebih dari itu, katakana adalah bahasa hati. Tepatnya bahasa ibu.

Tak heran kawan, anak cucu ideologis memang kenyang, sarat “gizi politik” mulai asupan sampai suapan.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar