peluang dosa
berlapis
Tarikan dua kutub dosa
dengan kutub pahala, selama manusia hidup di dunia, begitu kuat. Pada umumnya
daya tarik kutub dosa memang berdaya tarik. Penuh pesona dunia. Melenakan. Menggiurkan.
Bahkan tak perlu promosi atau sosialisasi.
Bukannya tak tahu batas
antara dosa dan pahala. Beda tipis. Derajat tertentu, seperti samar-samar. Manusia lebih pilih pura-pura tak tahu. Lebih pilih jalan
aman. Tahu sama tahu.
Pakai modus kemarau
sebulan bisa dihapus dengan hujan sehari. Tumpukan dosa bulanan merasa dengan bisa
diputihkan, dinolkan dengan taubat.
Hukum buatan manusia
mengenal pasal berlapis. Tidak ada hubungannya dengan dosa berlapis. Lazimnya,
ada efek berantai dari suatu tindakan, khususnya yang terasa nikmat. Nikmat dunia.
Mulai dari hal yang
sepele, sederhana yaitu menunda bangun pagi. Akhirnya akan mengambil jatah
waktu untuk agenda kehidupan berikutnya. Tindakan semacam ini, atau sejenisnya,
akan selalu diulang dengan seksama. Tanpa usaha untuk memperbaikinya. Toh hidup
nyaman-nyaman saja.
Efek domino dari sebuah
dosa sepertinya serba otomatis. Seperti atau sebagai pintu masuk ke tahap
berikutnya. Minimal jalan di tempat atau mengulangan tindakan dan kesalahan
yang sama.
Ada. Bahwa dengan
tindakan amal akan meningkatkan amal berikutnya. Inilah seni hidup. Tergantung manusianya,
kitanya.
Jika kita sudah berbaur
dengan manusia lainnya, jangan kehilangan identitas. Kendali diri ada di diri
kita. Jangan ambil pola demokratis. Mengikuti mayoritas. Atau atas desakan
perut. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar