Indonesia dibaca
dari kanan maupun dari kiri, sama : KASUR INI RUSAK
Terbukti secara historis. Bahwasanya nilai tukar
Pancasila terhadap ideologi asing, tergantung pada kebijakan penguasa pada
periodenya. Kendati presiden hanya sebagai petugas partai. Ini malah semakin
menjadi-jadi.
Lazim jika penguasa merasa nyaman jika bersandar pada
kekuatan asing. Minimal pada negara adidaya, adikuasa; negara besar karena populasi
melebihi RI sampai negara “entah berantah”. Termasuk berkiblat ke kutub Roma.
Posisi srategis Indonesia di peta bumi, menjadikan pihak
luar, pihak asing tidak bisa main-main dengan Nusantara. Pola 3K (komunikasi,
koordinasi, kendali) menjadikan penjajahan tak langsung bisa menerus antar
periode pemerintah. Bangsa sendiri pun ada yang serba téga, téga-téganya
bergaya bak penjajah dengan segala atributnya.
Contoh klasik, usang, berulang dan berkembang adalah
akumulasi kekayaan segelintir manusia Indonesia setara dengan puluhan juta
rakyat Indonesia.
Kemana saja Pancasila selama ini. Penanganannya secara
formal dalam kelembagaan, tidak jauh beda dengan zaman Orde Baru. Seperti bagi-bagi
kursi.
Sinyelemen kalau NKRI bisa keropos, korosi, karatan,
membusuk dari dalam, bukan isapan jempol belaka. Ikan membusuk dari kepalanya.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar