Halaman

Sabtu, 05 Mei 2018

Indonesia dibaca dari kanan maupun dari kiri, sama : KASUR INI RUSAK


Indonesia dibaca dari kanan maupun dari kiri, sama : KASUR INI RUSAK

 Terbukti secara historis. Bahwasanya nilai tukar Pancasila terhadap ideologi asing, tergantung pada kebijakan penguasa pada periodenya. Kendati presiden hanya sebagai petugas partai. Ini malah semakin menjadi-jadi.

Lazim jika penguasa merasa nyaman jika bersandar pada kekuatan asing. Minimal pada negara adidaya, adikuasa; negara besar karena populasi melebihi RI sampai negara “entah berantah”. Termasuk berkiblat ke kutub Roma.

Posisi srategis Indonesia di peta bumi, menjadikan pihak luar, pihak asing tidak bisa main-main dengan Nusantara. Pola 3K (komunikasi, koordinasi, kendali) menjadikan penjajahan tak langsung bisa menerus antar periode pemerintah. Bangsa sendiri pun ada yang serba téga, téga-téganya bergaya bak penjajah dengan segala atributnya.

Contoh klasik, usang, berulang dan berkembang adalah akumulasi kekayaan segelintir manusia Indonesia setara dengan puluhan juta rakyat Indonesia.

Kemana saja Pancasila selama ini. Penanganannya secara formal dalam kelembagaan, tidak jauh beda dengan zaman Orde Baru. Seperti bagi-bagi kursi.

Sinyelemen kalau NKRI bisa keropos, korosi, karatan, membusuk dari dalam, bukan isapan jempol belaka. Ikan membusuk dari kepalanya.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar