ada kuman di
balik batu
Hasil rakitan, oplosan, kanibalisme lagu lawas, malah
ramah di telinga, yaitu “siapa suruh jadi petugas partai.
Petugas partai tak ada gunanya . . .”. Diiringi acungan tinju tangan kanan ke langit sambil
memekik liar “merdeka!”. Gembira terima hadiah sepeda kayuh. Maksud hati minat
traktor tangan.
Demi stabiltas wibawa negara di mata investor asing. Demi
konsistensi nilai tukar penguasa di laga tandang. Maka segala aneka bentuk
perubahan bermasyarakat, berbangsa, bernegara berdasarkan kebijakan pemerintah.
Minimal sepengetahuan pihak berwajib terdekat dengan domisili.
Mengacu pasal dan atau ayat Negara Indonesia adalah negara hukum, maka anak bangsa pribumi yang pernah berurusan dengan hukum, mempunyai
nilai lebih. Boleh saja ikut mencalonkan dirinya sebagai bakal calon wakil
rakyat, masuk bursa kandidat kepala daerah.
Jadi, yang selama reformasi bergulirdari puncaknya, 21
Mei 1998, betapa ternyata tangan kiri
penguasa main sendiri. Sibuk dengan skenario, modus, rekayasa versi “lempar
batu pasang wajah garang”. Main mata dengan bahaya laten yang sudah
berpengalaman makar.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar