Tata Krama Sarapan
Pasangan Turis Muda Jepang
Kendati hanya satu kejadian, sah-sah saja untuk diambil
kesimpulan dan dibumbui komentar.
Tempat kejadian peristiwa – bukan perkara – di hotel dekat
pantai. Saat sarapan. Meja bujur sangkar dengan 4 kursi, dipakai oleh pasangan
turis muda Jepang. Tidak ada yang istimewa. Sama halnya dengan turis lain,
negara lain, yang sedang sarapan. Bedanya, turis rombongan atau bukan.
Begitu sarapan selesai, serentak berdiri. Ada adegan
budaya yang menarik hatiku. Mereka langsung memajukan kursinya, agar rapi. Lebih
dari itu, tak ada makanan tersisa. Tambahan piring, tampaknya mereka hanya
ambil roti. Minuman dengan gelas yang tersaji di meja. Tisu masih utuh
tergeletak di tempat semula.
Bergegas mereka berjalan. Sepertinya kembali ke kamar.
Bukannya membandingkan. Dekat meja mereka, ada dua meja
bundar. Salah satunya, piring bekas makan berantakan. Makan tidak ludes. Ambil cuci
mulut, juga tidak licin tandas. Minuman yang tersedia, nyaris dicicipi. Pesarap
agaknya turis lokal. Tepatnya peserta meeting,
biasanya pegawai pemerintah pusat. Memang empat ruang terisi, bahkan ada
gabungan dua ruang pertemuan.
Sebagai penyeimbang berita, turis rombongan dari India. Ada
yang bawa anaknya. Sekian kilas balik. Betul, saya datang sebagai apa. Turis bukan.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar