1 Maret 1949, 6 jam di
Yogya vs 6 pemilu Orba
Peristiwa Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949. Bagaimanapun juga aneka versi diriwayatkannya masih tetap
membekas dan melekat di hati penduduk Yogyakarta. Khususnya para pelaku maupun
rakyat yang berkiprah saat itu. Kita cuplik : Reaksi internasional
semakin hebat setelah pihak TNI dan gerilyawan Indonesia berhasil menduduki
Kota Yogyakarta selama enam jam yang dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret
1949 (“Yogyakarta Dalam Lintasan Sejarah”, Suhatno, Juli 2006).
Sudah kehendak sejarah, jika dampak nyatanya adalah salah satu pelaku utama
SU menjadi penguasa tunggal rezim Orde Baru, yaitu Suharto. Kalau Bung Karno didaulat
jadi presiden seumur hidup, maka lewat 6 (enam) kali pemilu di tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997 Suharto bisa tetap dipercaya jadi presiden atas kehendak rakyat
lewat MPR.
Berkat reformasi maka
sejak 21 Mei 1998, Suharto lengser keprabon dari jabatan presiden. Dosa politik
bawaan Orla maupun Orba, dioplos secara konstitusional dengan dosa politik
pasca reformasi.
Ketika sejarah Orba
ditulis oleh penguasa ketika masih aktif, namun kita bersyukur berkat kearifan
rakyat tidak terjadi konflik. Masalahnya, Pancasila Sakti yang menjadi andalan
pemerintah Orba, sekarang kalah oleh gerakan konstitusional memerahkan sang
Merah-Putih. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar