Halaman

Kamis, 23 Maret 2017

Dampak Menganakemaskan Turis Asing



Dampak Menganakemaskan Turis Asing

Semboyan “pembeli adalah raja”, tergantung siapa pembelinya. Bukan hal asing, aneh jika pernah terjadi di toko mobil baru, ada calon pembeli dengan busana orang kebanyakan.malah disuruh ngobrol dengan satpam. Tidak bergegas disambut, kecuali  jika yang datang naik mobil atau berpakaian parlente.

Kalau yang datang datang tamu agung, bisa disambut dengan gelaran karpet merah di istana negara oleh presiden. Terlebih jika tamu agung sebagai investor, taipan yang sudah jelas berinvestasi politik di tanah air Indonesia.

Turis bebas visa dengan dalih memperbanyak arus masuk wisatawan asing, berdampak melenggang bebasnya TKA dari daratan China. Itu dulu, kata koran lokal.

Kerugian ekosistem 75% karang dunia yang ada di kawasan Pulau Burung tanah Papua,  akibat kerusakan karena kandas dan diseretnya kapal pesiar asing MV Caledonian Sky yang berbobot 4.200 GT (gross ton), sabtu 4 Maret 2017, tidak bisa dibandingkan, disandingkan, ditandingkan dengan kerugian ekonomi bangsa Indonesia.

Ironis jika reaksi, respon pemerintah Indonesia hanya sekedar, sebatas  menghimbau. Apalagi sudah ada permintaan maaf dari “pelaku kerusakan”. Seolah kasus dan masalah langsung masuk kotak, atau dipetieskan. Pemerintah hanya berpikir, jika dipersoalkan sampai PBB, takut mengganggu arus masuk para wisatawan, turis, pelancong, pesiar, khususnya dari negara sahabat. Apalagi jangan sampai “tamu agung” dari negara paing bersahabat enggan menanamkan modalnya di pulau Papua.

Jokowi-JK berharap Nawacita, Trisakti dan ramuan ajaib revolusi mental tidak terganggu akibat kasus terumbu karang. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar