Halaman

Jumat, 17 Maret 2017

Ironis, RTM Sebagai Penderita Penyakit Miskin Dengan Obat Hisap Rokok



Ironis, RTM Sebagai Penderita Penyakit Miskin Dengan Obat Hisap Rokok

Kemiskinan di Indonesia, bak penyakit yang seolah bisa menular dan hebatnya lagi bisa menjalar. Tidak hanya menimpa penduduk atau keluarga, rumah tangga, bisa juga menimpa suatu daerah administrasi semisal desa/kelurahan atau suatu wilayah dengan fungsi tertentu.

Slogan “Negara Hadir” sebagai pembasmi kemiskinan melalui wewenang pemerintah dengan kebijakan, anggaran dan kelembagaannya. Antar periode pemerintah, semua presiden menempatkan, memposisikan kemiskinan/kemelaratan, kebodohan dan keterbelakangan menjadi musuh bersama bangsa dan negara.

Tentunya pemerintah tidak hanya mengurus sila kelima Pancasila saja, yaitu : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kendati, keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak, terintimidasi oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.

Pasal 1 ayat 5 UU 25/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, menjelaskan :
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.

Pengalaman Indonesia mengeksekusi Program Anti Miskin, kurang apa, terlebih ada pinjaman atau hibah luar negeri. Pendekatan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla untuk mengatasi ‘penyakit miskin’ dengan kita  meredam efek ketimpangan, kesenjangan, ketidakmerataan sebagai agenda pembangunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pemerintah menargetkan penurunan rasio gini dari 0,41 menjadi 0,37 hingga 0,36 di akhir periode. Sebuah target yang memerlukan kerja keras ditunjang dengan kebijakan ekonomi, sosial dan politik yang tepat.

Rumah Tangga Miskin (RTM) merupakan rumah tangga, keluarga yang daya saingnya lemah atau terbatas dibanding  dengan kelompok masyarakat yang berhasil mempunyai dan meningkatkan pendapatan jauh di atas standar layak.

Waktu kerja atau jam kerja RTM bisa di atas atau di bawah standar perhari maupun per minggu. Karakter RTM bisa digeneralisir sebagai penduduk dengan kapasitas bawaan yang lemah, baik dalam hal warisan keluarga maupun kedudukan sosialnya.

Kondisi penderita penyakit miskin memang serba rentan. Selain sebagai obyek atau korban kebijakan pemerintah lokal, mereka mudah terprovokasi, gampang diadu domba demi kepentingan pihak tertentu. Kemiskinan tidak identik dengan gaya, gaul, gengsi, percaya diri yang harus beda dengan kelompok masyarakat di atasnya. Ternyata RTM juga akrab dengan rokok. Ada yang berprinsip, “asap dapur tidak mengepul, yang penting asap rokok tetap mengepul”. Tidak asing dengan minuman keras (miras), baik miras pabrikan atau miras oplosan atau produk rumah tangga. Bahkan ada yang sudah akrab dengan berbagai varian narkoba (atau tak sengaja mengkonsumsi lewat makanan ringan). [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar