Halaman

Minggu, 26 Maret 2017

kambing hitam politik uang, internal parpol vs sistem pemilu



kambing hitam politik uang, internal parpol vs sistem pemilu

Stereotip politik uang tidak menjadikan rakyat, khususnya yang sudah mempunyai hak pilih, menjadi cacat politik. Lembaga survei agaknya belum pernah merilis dampak politik uang terhadap pemilih dalam menentukan pilihannya.

Semacam sejenis binatang apakah itu “politik uang”. Apa hanya ada dan menjadi hak milik partai politik.

Tata niaga, lingkaran setan politik uang diyakini dimulai pada saat anak bangsa mendirikan partai politik. Terlebih alasan untuk mendirikan partai politik bukan karena sebagai hasil kesimpulan akhir, bahwa perjuangan selama ini akan lebih berdaya guna, berhasil guna, bermanfaat kalau mempunyai wadah formal, berbadan hukum dan skala nasional.

Partai politik dan Pemilu, sama-sama didukung oleh UU. Hiruk-pikuk, carut-marut proses legislasi antara DPR dengan Pemerintah, didominasi untuk kepentingan penguasa yang sedang praktik, maupun untuk persiapan menuju periode selanjutnya. Setiap bunyi yang tersurat maupun yang tersirat di setiap pasal, tentu menghindari multitafsir. Sekaligus malah memberi celah, peluang, kesempatan terselubung bagi penguasa.

Humor politik berujar, cari nafkah lewat jalur partai politik harus total “nafkah” artinya “nafsu serakah”. Sudah menjadi dogma, doktrin bahwasanya berpolitik adalah merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, merebut kembali kekuasaan secara konstitusional. Sederhana bukan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar