Halaman

Kamis, 09 Maret 2017

Ironis, Freeport Ada di Indonesia Tapi Bukan Untuk Kemakmuran Indonesia



Ironis, Freeport Ada di Indonesia Tapi Bukan Untuk Kemakmuran Indonesia

Jujur saja, tanpa kajian akademis, cukup dengan kacamata awam, bahwa komplikasi berbagai kasus dunia ada di pertambangan tembaga dan emas wilayah proyek Freeport Indonesia, seluas 292.000 hektar di dataran tinggi kabupaten Mimika, provinsi Papua, NKRI. Saking kompléksnya bisa menjadi laboratorium hidup. Layak sebagai obyek penelitian berbagai kasus, multikasus., atau mégakasus. Pantas sebagai ajang adu nyali pemerintah melawan korporasi. Patut sebagai palagan promosi sistem pertahanan dan keamanan. Bahkan bermanfaat bak kawah Candradimuka untuk mencetak kandidat presiden/kepala negara.

Setiap presiden, sejak presiden pertama sampai sekarang yang ketujuh, mempunyai pendekatan yang berbeda. Gonjang-ganjing Freeport tetap tak berujung pangkal. Berbagai tingkatan kebijakan telah dipraktikkan. Benang merah proses pembiaran antar presiden bukannya tanpa sebab, tanpa alasan yang dibuat-buat.  Rahasia umum kalau dibalik Freeport ada negara adidaya, minimal sebagai penerima manfaat terbanyak, terbesar dan terlama. Jangan lupa, Daerah mineral Grasberg Freeport di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengandung cadangan terbesar dunia, baik untuk tembaga maupun emas. Terjadi interaksi yang dinamis antara kepentingan lokal dengan perusahaan yang memenuhi kebutuhan dunia.

Kompleks pertambangan Grasberg kami merupakan salah satu penghasil tembaga dan emas tunggal terbesar dunia, sekaligus mengandung sejumlah cadangan tembaga tambang ulang terbesar dan cadangan emas tunggal terbesar dunia. Grasberg merupakan jantung dari daerah mineral yang berprospek tinggi tempat eksplorasi yang terus berjalan memberikan kesempatan berlanjut bagi cadangan-cadangan kami yang berumur panjang. Kami memasarkan berbagai konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak ke seantero dunia. (Laporan PTFI, 2011).

Nasib Indonesia yang wilayahnya ada Freeport, ibarat tukang atau tenaga kerja konstruksi. Jalan tol telah mereka bangun, namun hanya berapa gelintir yang bisa menikmati melaju di jalan tol dengan mobil pribadinya. Rumah mewah mereka dirikan, namun sebagian kecil yang mampu memiliki dan menghuni rumah sangat sederhana. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar