Halaman

Minggu, 12 Maret 2017

reformasi 2014-2019 sarat dengan bumbu revolusi mental



reformasi 2014-2019 sarat dengan bumbu revolusi mental

jika kubeli dada ayam goreng, saat kulihat ada onggokan rontokan bumbu tepung, di saringan atau di etalase, kuminta secukupnya. Karena pernah kulihat yang minta remukan tsb adalah peminta-minta. Ada juga mbok-mbok yang beli, si mbok yang melayani pembelian otomatis menuangkannya ke bungkus kertas sebagai bonus.

Memang jujur saja, remukan tepung goreng ayam, disertai atau ditambahi bumbu dapur, enak jadi lauk. Bahkan lebih menggoyangkan lidah daripada santap ayamnya.

Lain cerita ketika isteriku pulang malam dari kantor, acap bawa lauk yang sengaja disisihkan untukku. Atau ada acara, sehingga bisa bawa nasi dan lauknya. Salah satu lauk yang dbawa pulang adalah pepes ikan. Cukup untuk teman nasi satu piring. Terutama dilahap di malam hari untuk pengisi perut. Agar tidur perut tidak main musik keroncong.

Ikan tidak hanya dibaluri, dilumuri bumbu, tetapi diisi, disisipi bumbu. Bahkan bagia kepala juga dijejali bumbu. Selai bumbu tumbuk, ada yang masih utuh. Jadi kalau mau makan, harus mau repot. Mulai buka bungkus dai daun pisang, sortir bumbu. Karena ada juga bumbunya yang cocok dengan lidah manula. Bumbu untuk baha jamu juga.

Bergulirnya reformasi yang dimulai dari puncaknya, 21 Mei 1998, sampai kemelut dan gonjang-ganjing kondisi terkini di periode 2014-2019, hadirnya katalisator revolusi mental menjadikan sajian menu politik yang aneka ragam, serba cita rasa, banyak variasi citra lagak.

Akhirnya jati diri perjuangan bangsa malah  tebal dengan polesan dan gincu revolusi mental. Ikannya sudah kehilangan rasa, campur baur aneka rasa. Apadahal dengan bumbu dapur ala rakyat, lezat ikan tak berkurang. Aroma ikan masih terasa di hidung, apalagi lidah. Bumbu revolusi mental selain sudah kadaluwarsa juga overdosis mbokdé/paklik. Rakyat cuma bisa lihat pada hasilnya, bukan pada prosesnya yang tampak nasionalis, heroik, patriotik, pancasilais komplit. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar