Halaman

Selasa, 07 Maret 2017

memanipulasi diri dengan menggandakan berita sampah



memanipulasi diri dengan menggandakan berita sampah

Wajar jika orang tua melarang anak balitanya atau bahkan masih batita, bermain pisau dapur. Takut kalau melukai diri sang anak atau membahayakan orang lain. Tak jarang orang tua memberi mainan alat perang-perangan kepada buah hatinya, yang laki-laki. Seperangkat mainan boneka, alat masak-masakan kepada batita perempuannya.

Zaman sekarang, anak batita sudah mahir memainkan alat perangkat informasi dan komunikasi. Entah apa namanya, maklum penulis karena usia masuk gaptek. Fasilitas games atau permainan menjadi tujuan utama anak yang masih buta calistung (baca, tulis, hitung). Anak tampak manis, tidak rewel, asyik dengan dunianya.

Potensi anak terpacu oleh kemanfaatan gadget. Karena sudah akrab sejak dini. Bahkan sejak dalam kandungan. Daya nalar, kandungan logika, kadar otak menjadi terkontaminasi mana alat sungguhan (seperti pisau dapur yang aneka bentuk, multifungsi, warna-warni, bahkan satu set) dengan alat perang-perangan. Analog dengan anak perempuan.

Singkat sejarah, pada kondisi tertentu, tidak peduli dengan lembar ijazah di kantongnya, mereka mengalami kesulitan mencerna mana berita palsu, berita bohong sampai ujaran kebencian dibakut penistaan, ujaran membodohi rakyat sampai berita resmi tetapi membohongi publik.

Ironisnya pelaku utama yang disebut diatas, dimonopoli oleh oknum penyelenggara negara. Rakyat yang melek teknologi, yang sejak dini sudah tidak bisa membedakan mana yang sesungguhnya dengan mana yang tiruan, imitasi, sebagai alat permainan, dibuktikan dengan gemar berselancar di media sosial atau pokoknya yang serba media, mencampuradukkan kejadian sesungguhnya dengan angan-angan, fantasi, ambisi dan sebutan lainnya.

Di panggung, industri, syahwat politik, banyak pelaku, pegiat, pekerja partai yang gemar pamer bego. Mereka dengan bangga mengatakan apa yang tidak diketahuinya, yang tidak dikerjakannya. Cuma asal bunyi, tidak masalah. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar