Halaman

Jumat, 31 Maret 2017

Posisi Pegabung ISIS, Antara Sebagai Korban Dan Sebagai Pelaku



Posisi Pegabung ISIS, Antara Sebagai Korban Dan Sebagai Pelaku

Diperlukan komitmen Pemerintah untuk menangani anak bangsa pasca gabung dengan ISIS. Tindak rehabilitasi atau pemulihan diri jangan disamakan dengan korban pengguna narkoba, pihak yang diindikasikan terlibat jaringan teroris, gerakan radikal atau pencemaran nama baik dan rehabilitasi nama baik, maupun rehabilitasi pasca bencana.

Latar belakang, motivasi bergabung dengan ISIS tentu tidak semata atau serta merta karena faktor agama, yang mungkin masuk ranah jihad Islam. Di pihak lain, tidak mungkin Pemerintah bersama kelengkapan birokrasinya menyeleksi, mensensor, mensortir arus masuk informasi. Bisa juga karena anak bangsa bebas menjelajah dunia informasi yang seolah tanpa batas waktu dan ruang, tertarik propaganda ISIS.

Kalau pokok masalah karena termakan, terhasut, tergoda, terbuai oleh kampanye, propaganda ISIS lewat jaringan informasi dan komunikasi, berarti daya tahannya patut dipertanyakan. Terlebih tidak hanya individu, tetapi individu membuat komunitas, geng yang akhirnya bisa kontak dengan agen terdekat ISIS.

Kondisi ini malah membuktikan bahwa sisi sebaliknya atau sisi lain, yaitu ternyata asupan gizi, nutrisi; pasokan kalori, energi keagamaan, ideologi atau hal-hal lainnya masih di bawah standar. Kondisi negara yang acap diwarnai gonjang-ganjing politik menjadikan anak bangsa muak, jenuh dan alergi serta antipati pada kenyataan hidup. Sosok atau pihak yang dipilih atau dianggap sebagai layak sebagai pemimpin, pemuka bangsa, jauh dari harapannya dan semakin sirna dari ingatan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar