Halaman

Kamis, 30 Maret 2017

dikotomi korupsi ala révolusi méntal, dosa politik vs kejahatan politik



dikotomi korupsi ala révolusi méntal, dosa politik vs kejahatan politik

Indonesia adalah negara yang masih, sedang, selalu dan akan berkembang serta berkemajuan mengejar bayang-bayang masa lalu. Sibuk berangan-angan bisa mimpi di siang hari bolong. Sibuk lari di tempat mencari hari baik untuk bertindak.

Ironis binti miris, jika ada politikus muda, politisi pendatang, mendadak gagal paham, tiba-tiba putus masa depan justru sedang berada di sumber daya ideologi yang berlimpah-ruah. Karena tidak sabar dengan uji kenikmatan dunia. Maunya lebih dari itu.

Jujur saja, selama periode 2014-2019, gonjang-ganjing politik dalam negeri didominasi lelucon politik. Menghadapi kemelut lokal, presiden terkadang malah urun komentar. Wakil presiden yang ahli celetuk, kesaing. Lebih heboh lagi. Media daring memang ciri khasnya memproduksi berita garing. Maunya menjilat tetapi sejatinya menghujat.

Masih ingat sinyelemen utawa ngudal piwulang ki dalang Sobopawon, di era mégatéga, mégakasus, mégabencana 2014-2019 negara yang serba multi, penduduk Indonesia akan melihat ulah laku, tingkah laku, perilaku penyelenggara negara dari dan atau sebagai pelaku, pekerja, pegiat, penggila, petugas partai, masuk ketegori samimawon. masuk kategori tiwas édan tenan tetep ora keduman.

Nyaris tidak  tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang ideologis banget, mati-matian dengan yang ideologis saja, ala kadarnya.

Ketergantungan yang amat sangat terhadap sumber daya ideologi sebagai faktor peubah perjalanan bangsa dan negara, menjadikan tingginya sensitivitas tingkat kepedulian penduduk terhadap dinamika atau kebijakan terkait politik.

Perjalanan arus, aliran ideologi atau politik anak bangsa tak lepas dari semboyan jer basuki mawa béa”. Sandingannya adalah “no free lunch”. Asas kolektif dan kelogial menjadikan korupsi sebagai dosa politik dan kejahata politik dan bisa dianulir, diabolisi dengan hukum politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar