Halaman

Senin, 27 Agustus 2018

tutup buku éra mégatéga, gigihnya rakyat miskin vs ganasnya penguasa kaya


tutup buku éra mégatéga, gigihnya rakyat miskin vs ganasnya penguasa kaya

Kutak tahu, lebih dahulu mana antara politik dengan korup. Atau bahkan bak dua sisi mata uang logam maupun kertas. Atau menjadi suatu sistem di sebuah negara multipartai. Negara dengan kategori masih, sedang, selalu, akan berkembang.

Sejarah hanya sekedar mengingatkan, bahwasanya struktur masyarakat dalam sebuah bangsa dengan bingkai negara. Tergantung bentuk utuhnya. Hanya ada dua. Seperti piramida atau candi.

Agaknya, struktur pemerintahan di Indonesia, mirip candi. Berlapis dan bertingkat. Setiap tingkatan ada kepala daerah dan wakil rakyat. Kondisi ini menguntungkan dan mengenakkan perut rakyat.

Urusan rakyat jika tak bisa diselesaikan di tingkat paling bawah, katakan tingkat kelurahan/desa. Karena di tingkat dasar ini tidak ada wakil rakyat, maka bisa diangkat ke tingkat kecamatan. Permasalahan mendasar rakyat akan dicermati dengan seksama di tingkat kecamatan. Prosesinya dengan pola menjaring dan menyaring. Kurang tepat. Terima matangnya.

Gejolak di masyarakat, acap dijadikan obyek politik. Campur tangan pemerintah setempat mapun hamba hukum, sebatas melokalkan kasus. Bara kasus semakin dikendalikan atau diintimidasi, semakin membara.

Pihak wakil rakyat dan wakil daerah di tingkat pusat ditambah kepala negara, hanya fokus pada skala nasional. Persoalan yang menyangkut wibawa negara di pentas dunia.

Mundurnya menteri sosial kabinet revolusi mental 2014-2019, hanya riak kecil dari gelombang bencana politik Nusantara. Rakyat tak perlu mengkritisi daya juang manusia politik. Memang sudah watak dan ciri sebuah parpol yang sedang naik daun.

Rakyat boleh bersyukur tetapi sekaligus juga tak bisa bersyukur. Ibarat lari jarak menengah, mendekati tahun akhir, dilakukan percepatan. Memang, sejak start sudah langsung tancap gas. Mendekati toko tutup, diadakan koordinasi internal. Uang masih harus sesuai dengan catatan mesin kasir. Kekurangan ditanggung bersama oleh kasir.

Pekorup segala tingkatan, ada yang apes di tahun pertama. Yang punya ilmu atau belajar dari pengalaman, dimungkinkan baru tersangka setelah pasca periode. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar