loyalis penguasa, garong
teriak maling
Dikisahkan, daya cerdas ideologi anak bangsa pribumi yang masih kental
rasa primitivismenya. Bangga diri dengan prestasi Jokowi plus minus JK. Tahun
pertama, sudah mampu menyalip prestasi dua periode SBY. Sehingga yakin, tahun
kedua NKRI akan bebas impor sandang pangan. Soal kebutuhan papan, mengandalkan
program 1 (satu) juta rumah.
Diriwayatkan, daya cerdas ideologi putra-putri terbaik bangsa yang tak
kunjung datang kebaikannya. Masih jauh di luar tapal batas negara. Kepala bertambah
besar, dada bertambah busung, wajah semakin tebal, hidung semakin mengembang,
NKRI mampu berkiprah di skala dunia. ULN menjadi andalan utama pembangunan
nasional. Pembangunan infrastruktur yang mendongkrak penggunaan komponen asing.
Meningkatkan nilai impor. Membutuhkan dukungan tenaga ahli mancanegara.
Diceritakan, daya cerdas ideologi putra-putri asli daerah sesuai atau
tak sesuai daerah pemilihan. Merasa bisa menjadi bagian nyata dari penjaga
wibawa negara. Siap libas hidup-hidup pihak yang bersebarangan. Siap lindas
tanpa ampas lawan politik yang berani mengkeritik kebijakan pemerintah. Siap tindas
tegas ujaran yang tak sesuai dengan warna politik penguasa. Apalagi menyaingi
hak paten penguasa soal propaganda dan pengganda aneka ujaran berbasis
kebodohan.
Dipaparkan, daya cerdas ideologi generasi tanpa masa depan, bukan
generasi masa depan suram. Idealnya, generasi pewaris masa depan yang sarat
konsekuensi logis. Generasi penerima estafet kepemimpinan nasional yang tak
berkesudahan. Saking terlalu amat bingungnya. Yèn bingung, yo gocèkan tiang. Malah tak berbuat apa-apa. Plonga-plongo koyo ketèk ketulup.
Dijabarkan, . . . . [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar