gantungkan ambisi
politikmu di pucuk pohon cemara
Kalau nyaris mirip lagu anak-anak jaman doeloe.
Anggap saja sebagai serba kebetulan. Minimal, ada konspirasi daya ingat akan
masa kanak-kanak. Makanya ada sekolah TK.
Kehidupan di dunia ini memang daur ulang kejadian
waktu lalu. Bukan réinkarnasi maupun kebangkitan ulang. Diyakini, jelang akhir
jaman, anak relijius tuhan akan turun kembali ke bumi.
Agaknya, judul di atas tak layak diuraikan menjadi
terurai. Merusak jalinan pemahaman akan keyakinan. Di pihak tertentu, judul
merupakan hasil akhir. Kesimpulan final yang sudah paripurna. Tak perlu
diganggu gugat.
Di padang ideologi Nusantara, gembala penyesat
semakin mendapat tempat. Dukungan berlimpah dari investor politik lokal,
interlokal, regional, nasional, multinasional. Efek domino perjanjian dengan
setan lama maupun persepakatan dengan setan di éra mégatéga, tentu tak ada yang
gratis.
Di dunia pewayangan. Namanya murid téga nian mengkhianati
gurunya, sebagai pasal yang diperbolehkan tanpa syarat. Bukti lain, Betara Guru
mampu punya keturunan. Bukan menitis maupun menetes. Tergantung versi atau sang
pengkisah.
Alkisah, politik menjadi panglima sekaligus agama
bumi. Politik menjadi pandangan hidup sampai perjuangan (susah) hidup karena
faktor gènètik. Rampas, rebut dan raih kursi penyelenggara negara. Liwat jalan
yang baik, benar dan bagus. Tak mau antri, apalagi harus berlaga, bersaing,
pakai aneka modus, reka rekayasa, aksi manipulasi secara konstitusional. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar