Halaman

Senin, 06 Agustus 2018

INDONESIA–ku 73 tahun, bencana alam ganjil vs bencana alam genap


INDONESIA–ku 73 tahun, bencana alam ganjil vs bencana alam genap

Manusia memang ahli membinasasakan diri sendiri. Akibat dari janji palsu, sumpah palsu atau mempermainkan janji dan atau sumpah jabatan.

Manusia dengan atribut kemuliaannya, mampu berbuat kerusakan di muka bumi. Ilmunya mampu mengeksploitasi kekayaan alam. Menembus, menggali, mengeduk, mengeruk lapis bumi; mengelupas lapisan luar bumi; menguras isi lautan sampai mengaduk-aduk komposisi udara bebas.

Ironis binti miris, tak kurangnya anak bangsa pribumi yang mereduksi daya religinya. Lebih percaya asupan ideologi. ideologi asing maupun ideologi haus kuasa, rakus kaya, dahaga kuat. Kaki dan tangan manusia, seperti berjalan sendiri. Bebas berbuat apa saja. Diluar kendali hati.

Mégabencana versi 2014-2019, sebagai akibat tindak tanduk, tindak tutur kata, tingkah laku, ulah tangan manusia yang sudah melampaui batas kewajaran. Alam tetap tak akan jemu, tak pernah kapok, tak kenal lelah mengingatkan bangsa Indonesia.

Tata niaga kebencanaan, semakin meneguhkan bahwa sebagai keturunan anak cucu nabi Adam as dan ibu Siti Hawa, manusia memang ahli untuk berbuat apa saja. Sampai-sampai iblis, jin, setan terheran-heran. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar