Halaman

Selasa, 14 Agustus 2018

Serial pe-jin pasif. Bara dendam anak manusia peradang


Serial pe-jin pasif. Bara dendam anak manusia peradang

Namanya makhluk halus, disebutkan dalam Al-Qur’an: iblis, jin, setan. Aktif 24 jam manusia, tak terikat tempat dan waktu. Koalisi yang terbentuk cukup solid, masif dan terstruktur. Sistem komando, kendali, koordinasi memudahkan ruang gerak dan jangkauan operasi.

Sekali anak manusia merasa bisa “melihat” mereka, maka otomatis sudah masuk hukum mereka. Sengaja kontak dan kontrak, semisal ‘wong pinter’, langsung masuk wilayah kerja mereka. Bagian nyata dari sistem mereka.

Mereka dengan mudah menampakkan diri di depan mata manusia.

Islam menegaskan agar umat lebih dekat ke Allah swt. Setaip ada gangguan dari mereka, biar Allah swt yang mengurusnya.

Semakin mereka – biasanya yang menjadi bahan bicara adalah jin,  memang karena Allah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku –  diusik atau diusili, jelas tak akan tinggal diam. Didiamkan saja sudah berulah. Itu rumusannya.

Kita simak kandungan Al-Qur’an khususnya pada (QS Al Hijr [15] – 27): “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”.

Bahasa manusia memahami api, seperti api dapur. Selebihnya, masih merasa aman nyaman, adem-ayem. Soal jin jauh sebelum manusia pertama, Adam, diciptakan oleh Allah swt. Bukan urusannya. Manusia yang sengaja membuka hubungan diplomatik dengan jin, karena melihat rekam jejak jin.

Kesetanan, nafsu amarah, emosi membludak menguasai jiwa dan diri manusia. Anjuran untuk berwudhu, sebagai alternatif terakhir. Bukan sekedar menetralisir merasuknya jin dengan air wudhu.

Kalimat istiazah, sebagai ikhtiar awal manusia selain untuk membaca kita suci Al-Qur’an juga sebagai awal tindakan, kegiatan, aksi.

Jangan bayangkan betapa anak manusia yang jauh masa, waktu, tempo dari nabi Adam as, harus menghadapi jin yang jelas pengalamannya. Jin yang mengganggu kita, dimulai dari jin pemula, perintis. Jika mengalami kesulitan atau bahkan gagal, kirim jin peringkat di atasnya.

Kisah perlawanan batin anak manusia untuk sigap bangun pagi tegakkan sholat subuh. Lebih dahsyat lagi, sesuai niat tahajud. Menguraikan ikatan demi ikatan yang dijalin jin.

Ironis binti miris, jika anak manusia dalam mewaspadai modus, rekayasa, manipulasi jin atau sebutan lainnya, malah penuh rasa curiga. Sedikit-sedikit menduga ada kehadiran jin. Menduga-duga  ada kehadiran jin koq cuma sedikit. Makanya, pebanyol atau pabrik gelak tawa termasuk makhluk bebas gangguan jin.

Rasa curiga di atas rata-rata manusia wajar, manusia normal sama artinya memberi sinyal kepada jin untuk bebas masuk beraksi. Membayangkan jin pun sudah seperti membuka jalur komunikasi jarak pendek, jarak dekat. Jin siaga 24 jam. Tak punya jam tidur. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar