Halaman

Kamis, 30 Agustus 2018

dilema dua periode, jamu tradisional vs resep politik


dilema dua periode, jamu tradisional vs resep politik

Dua acuan utama politik. Akhirnya presiden ketujuh RI yang masih aktif, belum jatuh tempo 2014-2019 – tak perlu sebut nama – lebih berkiblat ke SBY. Alternatif kedua yang tak dipilihnya adalah langkah politik JK. Persamaan antara SBY dan JK pada dua periode. Berurutan atau meloncat, ora opo-opo. Opo-opo doyan.

Tanpa pembisik maupun pembusuk. Asas kepatuhan dan ketaatan atas konspirasi, skenario dari investor politik, bisa merasa angin di atas kertas. Akhirnya, paruh akhir 2014-2019 menjadi ajang pertaruhan harga diri. Tak perlu jajag pendapat, survei tanpa survei, survei berbayar, kajian akademis dalam negeri.

Dukungan ramuan ajaib revolusi mental yang merupakan tindak lanjut menu politik Orde Lama: ‘nasakom’. Pembiaran pada fakta lapangan. Siapa suruh mau menjadi masyarakat kurang beruntung. Harga tanah-air sesuai nilai tukar Rp.

Peta politik, geopolitik Nusantara menentukan kebijakan pembangunan daerah. Betapa di pilkada serentak 2018, terdapat gubernur menang suara. Mendapat ucapan selamat dari penguasa. Karena sama-sama pelaku politik. Beda strata.

Sejarah memang seolah berulang, tetapi bukan pengulangan sejarah.

Gerakan politik semangkin meneguhkan bahwa penguasa berhak atas semua. Modus politik semangkin mengkokohkan kedaulatan rakyat ada di tangan penguasa. Termasuk kaki tangan penguasa.

Hak politik rakyat masih kalah galak dengan siapa yang menguasai TIK dan big data. Tinggal tunggu tanggal mainnya. Doa harian rakyat tetap diandalkan sebagai ciri negara Pancasila. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar