Halaman

Senin, 13 Agustus 2018

pamor Gisha mendongkrak tayangan


pamor Gisha mendongkrak tayangan

Begitulah ceritanya. Mulanya bukan iseng. Karena proses dinamis. Bukan asas pilah pilih. Sentimen positif yang dominan. Tepatnya, proses waktu yang menentukan siapa yang terbukti.

Panggilan jiwa atas beban masa lalu yang belum dipenuhi. Kegiatan yang terhutang. Tertunda karena masih terikat kontrak kerja. Masuk waktu sebagai manusia bebas, bukan untuk tebang pilih. Lanjut melunasi hutang masa lampau.

Karakter fisik, figur, profil, postur, sosok, tampang memang menentukan pilihan. Walau tidak dirinci secara rinci. Lekuk, lika-liku, liak-liuk posisi tegaknya, menjadi incaran utama. Tinggi harmonis menjadi pusat perhatian. Secara anatomis, cari wujud fisik total yang simple, sederhana tapi tidak kerempèng. Bikin mata melèk.

Proses yang tètèk-bengèk, jelas bukan budaya uji coba. Seleksi alam terjadi. Pilihan memang agak secara acak.

Satu per satu, aneka model tampil. Radar hati yang menentukan pilihan. Kriteria pilihan lebih mengarah ke kebutuhan tampilan. Enak dilihat dan tidak bikin pusing mata.

Dalam hitungan ribuan kali tampil, atau sudah terbukti di puluhan kali, ratusan kali sebelumnya. Gisha menjadi pilihan utama. Syarat sesuai format tampilan. Biasanya pakai ukuran 12.
Tak ada waktu untuk menyesali masa muda, mengapa.  Mulai kapan, mulai dari mana memanfaatkan Gisha. Itulah ceritanya. Belum berakhir. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar