Halaman

Sabtu, 18 Agustus 2018

bersebab, saat subuh kumerasa pèndèk


bersebab, saat subuh kumerasa pèndèk

Bukan tanpa ilmu dan dalil, mengapa kupilih shaf terdepan. Dibilang, sayap kanan. Umumnya pelanggan tetap. Urutan tergantung kedatangan. Jamaah seperti berlomba.

Banyak kejadian yang membuktikan betapa nilai dan makna shaf pertama. Permadani yang paling aktif, sibuk menerima tamu Allah. Sekaligus menjadi saksi di pengadilan akhirat.

Tabiat, budaya maupun daya reliji umat Islam, bisa ditengarai pada ikhwal maju ke shaf utama.

Begitu iqomah dimunandangkan. Atau jam digital berbunyi masuk waktu iqomah. Lihat pihak mana saja, siapa saja yang berebut maju, mengisi lowongan.

Berdiri di belakang antara dua pundak jamaah yang tampak renggang. Menanti barisan dirapatkan. Atau main desak di antara pundak. Tidak masalah. Antusias positif. Tidak ada kaitan dengan tanya koq tidak dari tadi. Namanya ukhuwah, beri kesempataan jamaah mengisi shaf di depannya.

Seperti ujaran di alenia kedua. Di shaf yang sama, beda waktu, beda kisah.

Saat ku sholat tahiyatul masjid, mata fokus ke bawah. Ke tempat sujud. Suasana nyaman, senyap membantu hati baca surat Al-Faatihah. Waktu kubangkit dari rokaat pertama, ambil posisi berdiri, mendadak tubuhku merasa pendek. Wajar kalau kaget ringan.

Pundak jamaah di kiri saya, terasa “jauh” di atas pundak kiri saya. Ukuran lengan seperti tak beda jauh. Jamaah kanan, memang lebih tinggi dan lebih besar. Perbandingan di lengan. Sholat menjadi lebih khusyuq. Diapit makhluk Allah. Seperti data yang dirilis BPS, tinggi badan saya memang tidak masuk kategori pendek. BB ideal.

Beda awal sholat, duduk atahiyat bersamaan. Salam kek kanan, tak kusengaja lihat sosok besar. Rambut pendek dan masih hitam. Duduk saya seperti terjepit. Salam ke kiri, jelas dengan mata kepala sendiri. Leher jenjang. Yang punya tampak masih pemuda. Beda dengan saya yang sudah petua.

Usai iqomah, tak ada perubahan tata urutan jamaah. Hanya sedikit merapat ke kiri, ke tengah. Ke arah mihrab. Beda jika ketika jamaah kanan dan atau kiri, berdirinya kalah tinggi dengan saya.

Sabar pembaca. Masih ada kisah misteri, mistis lain sebagai pemilih, pengguna shaf pertama di masjid terdekat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar