Halaman

Minggu, 25 Februari 2018

Tak Merisaukan Alam Kubur Karena



Tak Merisaukan Alam Kubur Karena

Betul. Tidak salah, tidak keliru. Karena orang dan/atau manusia dengan yakin diri memanfaatkan waktu singgah, waktu mampir di dunia. Kendati dalam bilangan bisa sampai puluhan tahun, namun apa artinya jika dibanding dengan waktu akhirat.

Manfaatkan waktu dunia seolah-olah akan hidup selama-lamanya. Kejar dan utamakan urusan dunia, jangan sampai ada waktu luang terbuang percuma.

Isi waktu secara ekonomis. Setiap detak jantung, detik waktu adalah keberuntungan. Kesibukan duniawi berbanding lurus dengan pendapatan duniawi. Jalur politik satu-satunya solusi untuk menjawab segala kebutuhan hidup. Hidup yang pantai didapat dari jerih payah mengelola sebuah partai politik.

Soal akhirat, soal nanti, ujar politisi supersenior. Yang penting, kalau bisa sekarang, kenapa harus menunggu masa yang akan datang. Kalau bisa periode sekarang, jangan main tunda. Lakukan yang jelas sudah ada di tangan.

Soal negara tergadaikan; utang luar negeri melambung, membubung; menjadi budak di negeri sendiri; generasi yang tanpa arah; serta seabreg PR bangsa yang mangkrak, semuanya menjadi tangung jawab periode depan.

Modus kriminalisasi ulama dengan jurus orang gila mencari ulama. Hasilnya nyata, Nusantara memang bukan bangsa témpé. Meningkat menjadi bangsa keledai. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar