Halaman

Senin, 05 Februari 2018

mèntal mukiyo 2018, sinten remen vs remen sinten



mèntal mukiyo 2018, sinten remen vs remen sinten

Karena bukan karya tulis ilmiah, maka judul sengaja tak perlu dijelaskan. Asumsi androgogis, pembaca yang budiman, budiwati, sudah lebih paham, mahfum, maklum.

Kalau judul tidak nyambung, namanya judul. Oplosan dua bahasa, biar kelihatan ilmiah. Dibutuhkan suasana kebatinan untuk membaca cepat, baru kesimpulan kemudian. Soal isi olahkata tidak ada hubungan substansial dengan judul. Judul hanya sebagai pratanda.

Pas jelang azan dzuhur waktu lokal tempat tinggal penulis. Abang ketoprak sudah beredar. Pas tukang bangunan masuk fase ‘ishoma’.

Lanjut dengan menulis atau merampungkan isi judul.

Ada apa dengan 2018. Apa sebagai kelanjutan 2017 atau persiapan menuju 2019. Katanya judul tidak diuraikan. Kalau tahun, memang angka, bilangan. Muncul di judul, agar tulisan tidak kemana-mana.

Pihak mana saja yang terbantu dengan adanya abang ketoprak. Penulis pernah terbantu untuk menjamu tamu santap siang. Mengapa, kenapa tukang ketoprak keluarnya atau menjajakan dagangannya di kompleks perumahan hanya siang hari.

Di pihak lain, tukang bakso siaga 24 jam. Beda pada alat angkut atau penamaan atau cara jualnya. Ada juga baksa malam hari, memakai motor. Sore hari masih ada PSK (pedagang sayur keliling) yang menampakkan diri. Setengah harga atau jual borong.

Penjual roti sepertinya pagi sampai malam liwatnya bisa ditengarai. Mereka punya pangsa pasar, penggemar fanatik, fans berat akan merek tertentu. Tidak perlu kuwatir bersaing di pasar bebas.

Melawan hawa malam, perut diisi dengan memanfaatkan jasa dan keahlian pedagang serba guna berbahan baku nasi dan mie. Agak ringan, minum sekoteng, ronde.

Penulis tidak tahu dan mau tahu, kehidupan politik di NKRI sudah sampai ronde ke berapa. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar