Halaman

Kamis, 01 Februari 2018

ideologi, lupa kalau sudah penat lelah berdiri



ideologi, lupa kalau sudah penat lelah berdiri

Denyut  nadi dan detak jantung rakyat Nusantara tak terpengaruh oleh hingar-bingar pasar politik dalam negeri. Bagi pihak berkepentingan bisa menimbulkan kanker politik.

Padahal, ujar ki dalang Sobopawon, justru perilaku manusia politik yang menimbulkan kanker demokrasi. betapa tidak, garang garingnya penguasa. Kebijakan silih berganti untuk menentramkan wibawa negara.

Bukan hasil penerawangan atau produk sampingan survei tanpa survei  berbasis citra diri, pesona diri pejawat. Dapat disimpulkan sementara namun akurat,  bahwa di tahun politik 2019 NKRI akan menghadapi kondisi ekstrem.

Pepatah Nusantara: “manusia mati meninggalkan kursi”, menjadi nyata dan nyata sekali adanya. Ideologi tak ada matinya. Manusia politik tak ada kapoknya, walau sudah terperosok ke lubang yang sama. Untuk kesekian kalinya. Memangnya periode, keluh ki dalang Sobopawon.
,
Secara déduktif, kadar ideologi manusia politik bisa dilihat dari jarak “jauh-dekat” dengan rakyat. Bahasa jelasnya, semangkin menjadikan Pancasila hanya sekedar jargon, dengan dalih dan dalil mbélo wong cilik, atau dengan ikhlas niat menyatakan atas nama rakyat, merupakan keterbalikan bukti.

Wajar jika manusia politik yang ingin mensejahterakan rakyat, harus sejahtera terlebih dahulu. Ibarat pengajar, kalau ingin mengajar harus bersyarat pintar terlebih dahulu.

Walau ideologi tak ada matinya, banyak manusia politik yang sekali tampil langsung mati angin. Jangankan manusia politik, partai politik yang menggebu, menderu di awal, tanpa tanda-tanda mendadak mati suri. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar