Saatnya Umat Islam Menyatukan Pilihan
PEMILU 2019
Komisi Pemilihan Umum
(KPU) akhirnya mengumumkan nomor urut partai politik (parpol) yang telah
ditetapkan lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2019, Ahad (18/2/2018)
malam.
KPU memberikan 14 nomor
urut untuk partai nasional dan empat untuk partai lokal di Aceh. 4 parpol baru
muncul, diimbangi 2 parpol lama tumbang.
Salah satu parpol lama
yang tidak ikut lagi adalah PBB. Agaknya PBB tergantung pada ketokohan
seseorang. Namun, secara awam dan umum, PBB termasuk menjadi tumpuan umat
Islam.
FAKTA SEJARAH
Mana saja yang disebut
parpol Islam. Apakah karena asasnya. Atau karena pengurusnya dalam keseharian
memperjuangkan agama Allah. Atau karene kegiatan nyata berbasis agama Islam.
Bisa saja sebuah parpol
Islam karena basis masanya adalah organisasi kemasyarakatan.
Tak salah jika umat
Islam dalam menegakkan syariat Islam, bisa dimana saja, bisa memakai sarana apa
saja.
Rasulullah saw juga mengajarkan
politik atau siyasah. Al-Qur’an memuat dasar-dasar pemerintahan. (lihat surah An
Nisaa').
Sistem pemerintahan yang
dianut NKRI menjadikan tidak bisa dua jabatan rangkap sekaligus, yaitu pimpinan
umat, pimpinan spiritual dengan pimpinan politik, kepala pemerintahan, pihak
berwenang secara konstitusional, yuridis formal.
LOGIKA POLITIK
Pemilu 2019 merupakan
bentuk baru dan pertama kali dipraktikkan. Karena akan dilaksanakan pemilihan umum
legislatif serentak dengan pemilhan presiden pada hari Rabu, 17 April 2019.
14 parpol memperebutkan
kekuasaan yang sama. Secara nasional, 1 kursi presiden dan 560 kursi wakil
rakyat DPR RI. Kalau merata tiap parpol akan memperoleh 7,1428% suara di pemilu
legislatif.
Apa salahnya kalau umat
Islam hanya fokus pada satu parpol Islam.
Memang, bermain politik
siap dengan urusan hukum. Terkesan, kondisi politis, dipolitisir, tekanan
politik dan sebangsanya, berkesan stigmatis.
Hanya keledai yang akan terperosok
ke lubang yang sama, untuk kesekian kalinya. Seperti langganan atau
terkondisikan atau tak ada daya, tenaga
dan energi. Bisa juga karena merasa aman, nyaman, tenteram dengan kondisi yang
ada. Kondisi yang meninabobokan. Kondisi yang melenakan akibat nikmat dunia. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar