Halaman

Sabtu, 17 Februari 2018

Modus Gelincir Tahun Politik, kulit pisang vs kulit kuning



Modus Gelincir Tahun Politik, kulit pisang vs kulit kuning

Judul di atas, bukan tema lawak politik, dagelan politik, humor politik, lelucon politik, banyolan politik maupun satire politik di tahun politik 2018. Karena berbasis politik, semua kejadian perkara apapun bisa terjadi dan selalu akan terjadi.

Tahun politik dengan permasalahan masyarakat ada di daya beli atau konsumsi rumah tangga. “Uang tiban” dimungkinkan tidak merata. Akhirnya, rakyat yang hak konstitusionalnya tidak akan mendapat uang kagetan.

Sudah tidak ada lagi serangan fajar bag-bagi amplop.

Semua modus nilai tawar rakyat yang mempunai hak pilih, sudah dikondisikan secara masif oleh pihak yang paling berkepentingan. Yang mana dimana daripada kepentingan usaha yang sudah turun termurun tidak terganggu oleh wajah baru di jajaran penyelenggara negara, pejabat publik, penguasa.

Nilai jual atau harga kursi, sampai singgasana kepala negara, sudah ada batas atau ambang bawahnya. Seperti lelang jabatan. Tawaran dibuka dengan harga rata-rata di atas daya beli penguasa petahana, penjabat.

Semakin tinggi kedudukan, semakin banyak rakyat yang diurus, maka akan berbanding lurus dengan biaya politik atau nilai jual jabatan.

Bahkan jabatan karir di ASN  khususnya PNS, dengan dalih standar kompetensi yang artinya harus ada daya saing. Dayang saing dalam “memperhitungkan” persaingan. Keputusan ada di tangan penguasa lokal.

Dukungan pemain bisa dari proses naturalisasi. Atau barter dengan kekuatan asing, aneh, ajaib. Demi sebuah kemenangan, langkah konstitusional tidak kebal batasan haram dan halal. Malah menjadi suatu syarat atau modal dasar.

Jangan heran, kalau bangsa ini sudah digadaikan secara sistematis melalui prosedur utang luar negeri. Apa hubungannya, interaksinya dengan negara multipartai. Tentu, akan mempengaruhi kuantitas kue nasional.

Mau diapakan dan mau dikemanakan rakyat. Pikir sendiri kawan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar