makanya politik hanya kenal tambah (+) dan kali (x)
Bukan politik namanya jika harus mengedepankan,
mengutamakan, maupun menomorsatukan rasa tenggang rasa, tepo sliro
maupun rasa kesetiakawanan. Karena justru untuk menjalankan politik – yang mana
dimana daripada politik di NKRI bukanlah ideologi – dibutuhkan rasa cita rasa
hasil ramuan ajaib mégatéga.
Bukan tak ada fakta, kalau semakin banyak partai
politik dikalkulasi politik akan berbanding lurus dengan kecepatan dan percepatan
perwujudan masyarakat, adil, makmur, sejahtera.
Bukan isapan jempol, jika semakin banyak jumlah
provinsi maka akan berbanding lurus dengan pemerataaan kekuasaan sesuai asas
sama rasa sama rata.
Bukan rekayasa penguasa, andai semakin banyak wakil
rakyat, wakil daerah yang dilengkapi dengan atribut wewenang, maka akan
berbanding lurus dengan daya jangkau manfaat sampai ke daerah pemilihan
terpencil.
Bukan sihir bukan citra, pesona, wibawa negara, jika
semakin lama berkuasa maka tujuan mewujudkan NKRI yang disegani segera
terwujud. NKRI tak berlu mengemis mencari bantuan, tepatnya utang luar negeri.
Singkat kata, oknum pelaku lama maupun saja pelaku kambuhan
maupun lagi pelaku wajah baru, sudah hafal luar kepala rumus politik Nusantara.
[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar