Halaman

Jumat, 16 Februari 2018

ketika ki Jokiwo gosok mata, usap dada dan tepuk jidat



ketika ki Jokiwo gosok mata, usap dada dan tepuk jidat

Media massa asing yang benar-benar asing. Artinya, kantor sang media memang ada di negaranya. Bukan yang punya cabang atau buka praktik di NKRI. Suatu ketika – tidak diketahui kapan dan di mana – menayangkan gambar seorang manusia atau anak wayang yang berdiri lunglai di samping sang dalang merangkap sutradara, penulis skenario, pencari bakat, pencatat adegan. Soal siapa sponsor kejadian perkara.


Kendati tidak disebut jati diri sang anak wayang, publik penggemar wayang sudah tahu siapa sosok atau minimal yang mirip atau yang layak diduga mempunyai kemiripan yang meyakinkan. Dikwatirkan, jangan-jangan si dalang salah ambil wayang. Atau salah ambil kotak wayang.

Jelas lakonnya adalah “Petruk mbangun negoro”, yang muncul malah wayang tokoh ahli tangan kosong. Bukan Pencak Silat atau bela diri yang ada di Nusantara. Betapa kerugian negara mengalihfungsikan hutan ata menjual pulau kecil, terpencil, terluar. Di lain pihak, ada pihak yang diuntungkan dengan perluasan daratan.

Kalau ada cupilkan adegan wayang Antareja atau Antasena bisa mabur, itu berkat pil ajaib atau efek baca mantra.

Lain dalang, diselipi selingan guyon politik. Verarti wayang kulit. Dursasana (baca, dursosono), adik kandung raja Astina, merasa risi kalau dipanggil dengan sebutan “Duur”.  Maunya diceluk “Son” secara jelas disertai rasa hormat.

Memang setaip anak wayang mempunyai spesifikasi, karakter dan watak peradaban. karena wayang, agaknya kejadian perkara tergantung skenario penguasa.

Di panggung wayang atau kehidupan manusia zaman pasca wayang, seolah memang ada skenario besar tapi olahan manusia. yang mana dimana, jelas menentukan siapa akan jadi apa. Siapa akan memerankan apa. Kapan tampil dan berapa lama.

Betara Guru atau danyang yang menguasai ndonyo, seolah teringkirkan secara perlahan dan pasti. Pensiun dini. Dilain pihak, banyak dedemit yang dikarbit menjadi jadi-jadian. Namanya politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar