Halaman

Sabtu, 03 Februari 2018

evolusi mukiyo 2018, tipu-tipu politik vs politik tipu-tipu



evolusi mukiyo 2018, tipu-tipu politik vs politik tipu-tipu

Tidak bisa dipungkiri, diingkari kalau selama proses pilkada seretntak 2018, yang para pihak sudah start jauh tahun. Namanya rawan politik, jangan dilihat korban minimalnya atau dampak terkecilnya. Tetapi akankah demokrasi hanya berjalan saat pilkada.

Secara matematis, ekonomis, jika ukuran, takaran 1 kg emas yang kurang 1 gram. Tidak bisa dibilang beratnta 1 kg. Tepatnya 999 gr. Apa arti 1 (satu) gram atau seorang yang merasa dirugikan dengan adanya pilkada serentak.

Rawan politik memang tak terukur. Yang resmi adalah konflik sosial.

Ingat penistaan agama oleh penguasa DKI Jakarta saat itu, oleh pemerintah dipolitisir sedemikan rupa sehingga pemerintah bingung sendiri.

Provinsi dan kabupaten/kota sebagai tuan rumah penyelenggara laga kandang pilkada serentak 2018, tak lepas dari jeratan dan jebakan konspirasi, skenario manusia ekonomi. Minimal manusia ekonomi multinasional sebagai faktor penentu.

Efek domino pilkada serentak 2018 akan mempengaruhi wajah politik nasional di tahun politik 2019. Kalau sudah begini, naga-naganya semangat nasionalisme, pancasilais, patriotisme, cinta tanah air dan bela bangsa, untuk sementara disisihkan.

Bagaimana mempertahankan prestasi memang lebih berat ketimbang merebutnya.

Jangan sampai karena daerah rawan konflik politik. Pertama, apaguna ada polda provinsi sampai lapis bawah. Jangan sampai ada dalil bahwasanya sebaiknya mendagri dari unsur pati Polri aktif. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar