mèntal
mukiyo 2018, moro seneng vs seneng moro
Bebas
pilihan dan aktif memilah dan memilih pilihan. Mau memakai kaidah DM saat
berbahasa Indonesia dengan ‘benar dan baik’, silahkan. Mau cara logika yang
penting nyambung, tidak dipersalahkan. Semua silahkan maju demi wujud
nyata rasa persatuan Indonesia.
Tentu beda,
pihak yang berada atau merasa berada di barisan penguasa dengan kelompok
masyarakat kurang beruntung (pinjam istilah BPS untuk menyebut rakyat miskin).
Total jenderal,
semua rakyat selama lima tahun ke depan, nasibnya tergantung kesejahteraan
wakil rakyat di kampong parlemen Senayan, Jakarta.
Disebut
“senayan” yang merupakan singkatan SENang dilaYANi. Apalagi oleh pelayan
berdasi.
Bentuk lain
adalah markas si Kabayan/Kebayan. Alias Kader Badut Senayang. Tak salah sebagai badut senayan, yang memang
menghibur rakyat.
Ternyata
hanya manusia ekonomi yang tak sudi bertandang ke balik pintu penguasa. Yang mana
adalah merupakan sumber dari segala sumber. Sebaliknya, mereka justru diundang
ke istana presiden. Disambut dengan gelaran karpet merah dan acara kenegaraan.
Semakin
berklas sang manusia ekonomi, sambutan semakin meriah, canggih dan sebagai
pamer kekuatan pihak pengundang (show of force). Entah siapa yang cari
muka.
Kalau rakyat
yang bisa dan biasanya model ujuk raga dan unjuk rasa turun gunung. Semisal demo
kaum pekerja / buruh. Serta merta didaulat akan membahayakan istana negara. Loyalis
dari pihak pengaman jalan, langsung bertindak lengkap sesuai SOP.
Memang tidak
ada konflik politik yang terjadi di tempat umum. Yang ada justru efek domino
dari bagaimana penguasa menyikapi modus lawan politik atau pihak yang potensial
berseberangan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar