Halaman

Rabu, 07 Februari 2018

mèntal mukiyo 2018, moro seneng vs seneng moro



mèntal mukiyo 2018, moro seneng vs seneng moro

Bebas pilihan dan aktif memilah dan memilih pilihan. Mau memakai kaidah DM saat berbahasa Indonesia dengan ‘benar dan baik’, silahkan. Mau cara logika yang penting nyambung, tidak dipersalahkan. Semua silahkan maju demi wujud nyata rasa persatuan Indonesia.

Tentu beda, pihak yang berada atau merasa berada di barisan penguasa dengan kelompok masyarakat kurang beruntung (pinjam istilah BPS untuk menyebut rakyat miskin).

Total jenderal, semua rakyat selama lima tahun ke depan, nasibnya tergantung kesejahteraan wakil rakyat di kampong parlemen Senayan, Jakarta.

Disebut “senayan” yang merupakan singkatan SENang dilaYANi. Apalagi oleh pelayan berdasi.

Bentuk lain adalah markas si Kabayan/Kebayan. Alias Kader Badut Senayang. Tak salah sebagai badut senayan, yang memang menghibur rakyat.

Ternyata hanya manusia ekonomi yang tak sudi bertandang ke balik pintu penguasa. Yang mana adalah merupakan sumber dari segala sumber. Sebaliknya, mereka justru diundang ke istana presiden. Disambut dengan gelaran karpet merah dan acara kenegaraan.

Semakin berklas sang manusia ekonomi, sambutan semakin meriah, canggih dan sebagai pamer kekuatan pihak pengundang (show of force). Entah siapa yang cari muka.

Kalau rakyat yang bisa dan biasanya model ujuk raga dan unjuk rasa turun gunung. Semisal demo kaum pekerja / buruh. Serta merta didaulat akan membahayakan istana negara. Loyalis dari pihak pengaman jalan, langsung bertindak lengkap sesuai SOP.

Memang tidak ada konflik politik yang terjadi di tempat umum. Yang ada justru efek domino dari bagaimana penguasa menyikapi modus lawan politik atau pihak yang potensial berseberangan. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar