mèntal politik mukiyo 2018, campur tangan vs cuci tangan
Tak akan kunjung
habis rasa heran rakyat. Mengapa di periode éra mégatéga, secara politis apapun
bisa terjadi. Kapan saja, di mana saja. Bukan mengasumsi yang mana bilamana
makanya mengerucut. Apakah skenario manusia atau perpanjangan tangan setan.
Jangan-jangan, tersangka pelakunya malah tidak tahu. Lakon
atau peran apa yang sedang dilakoninya. Entah karena si pelaku memakai jurus
orang gila dan/atau mempraktikkan jurus orang mabuk.
Yang jelas, ujar ki dalang Sobopawon, sudah ada jawaban
baku, standar yang dihafalkan pihak berwajib, jika ada pihak semacam pemburu
berita bertanya.
Tak akan sirna di telan bumi rasa heran rakyat. Walau dengan
sigap, cerdas, tegas pihak penguasa memberi komen atas kejadian yang berbasis
SARA. Tak kurang stok “kambing hitam” yang akan ditayangkan. Tentu, bukan
bagian dari kampanye hitam dari pihak yang ingin lanjut ke periode terakhir di
pilkada serentak 2018.
Jangan-jangan, acara demi acara, adegan demi adegan, atraksi
demi atraksi sepertinya mengalir santai. Modus yang modis, pola dan peta pergerakan
sesuai SOP atau aturan main jagad raya.
NKRI sebagai jagad raya cilik, terkadang sebagai ajang
uji coba, sebagai tabung reaksi atau palagan adu domba. Memangnya ada penyedia
jasanya. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar