Halaman

Selasa, 13 Februari 2018

Modus Modis



Modus Modis

Pertama. Penghuni rumah depan rumah saya, statusnya adalah cucu dari si pemilik rumah. Singkat kata, sang cucu dari dua keluarga, semuanya lelaki. Saking sibuknya, mereka tak sempat rawat halaman. Petugas perawat sesekali datang, bukan kebetulan adalah sang paman yang juga pasti lelaki. Pelihara kucing juga jantan.

Cucu yang usianya paling muda sudah beranjak dewasa. Modal ijazah SMA Paket C bernai hidup mandiri, sebagai anak yatim. Ayahnya, karena faktor pekerjaan jarang datang tengok.

Kalau rambut sedang gondrong, busana hem agajnya yang itu-itu saja, artinya ybs sedang sibuk di rumah. Belum dapat panggilan, katanya. Jika rambut pendek, baju rapi, pergi dengan grab-bike atau gojek. Dipastikan oleh tetangga bahwa ybs kerja.

Betul. Tadi pagi pas ada gojek datang, ybs keluar dengan tas punggung serta di lehernya tergantung kartu tanda pengenal. Dilengkapi pas foto. Pulang malam diantar temannya.

Kedua. Masih tentang remaja tamatan SMA, satu RT dengan pelaku pertama. Bedanya, jika yang ini berangkat kerja pagi hari. Jalan kaki sempoyongan, sepatu diseret, karena postur tubuh yang semampai, gemulai, lunglai.

Agar tampak sukses, jalan sambil mendengarkan lagu liwat earphone. Acap dilengkapi menghisap rokok. Agar tampak keren, pakai topi dibalik. Setahun yang lalu, si anak ini menjadi anak yatim. Mau tak mau menjadi tulang punggung keluarga karena anak sulung. Adik ketiga dan keempatnya masih klas 1 SMA, cewek lagi.

Bagaimananya si anak ini, saya ketahui jika ada tetangga yang mengajak dialog. Yang nyatanya memang suka pindah kerja. Profesi kini, penunggu ruang mayat RSCM.

Ketiga. Kisah ini tentang anak yang pernah remaja. Sudah berkeluarga. Soal pekerjaan, karena sistem kontrak. Berkat ada gojek, grab-bike dan sejenisnya, maka ybs menjadi anggota grab-bike. Siap tunggu panggilan. Setiap pulang, bukannya langsung ke rumah. Lebih pilih mampir ke posko warga di lingkungan RT yang sama.

Pulang malam pun tetap parkir di posko yang dilengkapi meja ping-pong. Ada TV bak gardu jaga. Warga menyumbang aneka sachet minuman. Sesekali ada hidangan serba goreng. Ketua RT ikut main ping-pong atau sekedar silaturahmi. Warga lintas RT ada juga yang datang. Mungkin ajang gaul warga ini bisa menjadi model percontohan pola guyub rukun warga. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar