Modus Modis
Pertama. Penghuni rumah
depan rumah saya, statusnya adalah cucu dari si pemilik rumah. Singkat kata,
sang cucu dari dua keluarga, semuanya lelaki. Saking sibuknya, mereka tak
sempat rawat halaman. Petugas perawat sesekali datang, bukan kebetulan adalah
sang paman yang juga pasti lelaki. Pelihara kucing juga jantan.
Cucu yang usianya paling
muda sudah beranjak dewasa. Modal ijazah SMA Paket C bernai hidup mandiri,
sebagai anak yatim. Ayahnya, karena faktor pekerjaan jarang datang tengok.
Kalau rambut sedang
gondrong, busana hem agajnya yang itu-itu saja, artinya ybs sedang sibuk di
rumah. Belum dapat panggilan, katanya. Jika rambut pendek, baju rapi, pergi
dengan grab-bike atau gojek. Dipastikan oleh
tetangga bahwa ybs kerja.
Betul. Tadi pagi pas ada
gojek datang, ybs keluar dengan tas punggung serta di lehernya tergantung kartu
tanda pengenal. Dilengkapi pas foto. Pulang malam diantar temannya.
Kedua. Masih tentang
remaja tamatan SMA, satu RT dengan pelaku pertama. Bedanya, jika yang ini
berangkat kerja pagi hari. Jalan kaki sempoyongan, sepatu diseret, karena
postur tubuh yang semampai, gemulai, lunglai.
Agar tampak sukses,
jalan sambil mendengarkan lagu liwat earphone. Acap dilengkapi menghisap
rokok. Agar tampak keren, pakai topi dibalik. Setahun yang lalu, si anak ini
menjadi anak yatim. Mau tak mau menjadi tulang punggung keluarga karena anak
sulung. Adik ketiga dan keempatnya masih klas 1 SMA, cewek lagi.
Bagaimananya si anak
ini, saya ketahui jika ada tetangga yang mengajak dialog. Yang nyatanya memang
suka pindah kerja. Profesi kini, penunggu ruang mayat RSCM.
Ketiga. Kisah ini
tentang anak yang pernah remaja. Sudah berkeluarga. Soal pekerjaan, karena
sistem kontrak. Berkat ada gojek, grab-bike dan sejenisnya, maka ybs menjadi
anggota grab-bike. Siap tunggu panggilan. Setiap pulang, bukannya langsung ke
rumah. Lebih pilih mampir ke posko warga di lingkungan RT yang sama.
Pulang malam pun tetap parkir
di posko yang dilengkapi meja ping-pong. Ada TV bak gardu jaga. Warga menyumbang
aneka sachet minuman. Sesekali ada hidangan serba goreng. Ketua RT ikut
main ping-pong atau sekedar silaturahmi. Warga lintas RT ada juga yang datang. Mungkin
ajang gaul warga ini bisa menjadi model percontohan pola guyub rukun warga. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar