Halaman

Jumat, 02 Februari 2018

pokoké menang lan éntuk kursi (menèh)



pokoké menang lan éntuk kursi (menèh)

Tarif atau ongkos transport Metromini di Jakarta, semisal S 71 Blok M – Bintaro, jauh dekat 4.000 Rp. Mau naik dan turun di sembarang tempat, tetap dilayani. Tetap bayar ke pak supir 4.000 Rp. Penumpang tidak pernah berdesak. Bersaing dengan go-jek dan sebangsanya.

Terkadang ada saja pengamen yang masih masuk bis, menjalankan profesinya. Dengan hasil tak jauh dari asas praduga dalam hati. Sesekali tukang jual rokok, tisu, makanan dan minuman, masuk. seperti numpang liwat, masuk dari pintu depan keluar liwat pintu belakang. Terkadang yang beli cuma pak sopir, rokok kètèngan atau minuman dalam plastik.

Perasaan, bis lebih lama ngetem-nya daripada melajunya. Apalagi kalau berangkat dari terminal bis Blok M. bisa-bisa memang bisa dan biasa, bis keluar, menyelusuri rutenya, untuk masuk ke terminal lagi. Tujuan utamanya sekedar mencari tambahan penumpang.

Sopir terhibur jika yang naik crew bis kota. Berbincang asyik tanpa tema. Imbas sepinya penumpang ke aktivitas pengawas jalan dari berbagai instansi maupun perorangan. Kerja Poltas, DLLAJR dan sejenisnya menjadi ringan. Walau mungkin mereka masih terbebani kejar target.

Di persimpangan jalan strategis, pak ogah masih eksis. Tanpa identitas dari partai politik mana. Semua akrab memanfaatkan nilai jual lokasi dan situasi. Sepakat dengan sistem bagi hasil, dikurangi setoran ke pihak.

Untuk trayek, rute jarak jauh. Antar provinsi contohnya, tentunya sudah ada tarif, ongkos, biaya serta fasilitas yang pas.

Artinya, biaya politik untuk mengantarkan paslon yang berlaga kandang di pilkada serentak 2018, untuk yang sampai tujuan akhir sebagai pemenang dengan runner-up serta finalis lainnya, tentu bisa sama banyak tapi beda hitungan.

Justru, biaya poliitik mulai berlaku pasca pelantikan sang paslon pemenang. Bagaimana agar bisa selamat dalam periode jabatan. Bagaimana kiat, resep, modus agar kursi kekuasaan tidak ada yang menggoyang. Bagaimana kalkulasi politik dengan manusai ekonomi berjalan dengan falsafah win-win solution. Bagaimana memanfaatkan lahan basah kekuasaan. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar