Kawanan Anggota DPR RI Semakin Nyaring Bunyinya
Menjadi wakil rakyat memang
bukan pengabdian seumur hidup. Atau ada batas usia pensiun. Sesuai UU,
ditentukan batas waktunya. Butuh biaya, waktu dan pengorbanan untuk menyandang
status wakil rakyat. Di internal partai pun harus saling rebut, main kebut, adu
sikut dan baku mulut.
Yang jelas menjadi wakil
rakyat, apalagi tingkat nasional semacam DPR RI merupakan cita-cita. Katakan
sebagai puncak prestasi sebagai orang partai politik. Jangan sampai pasca
periode malah bangkrut. Jangan sampai kalau sudah tidak duduk, banyak pihak
menuntut.
Menghadapi sisa periode
2014-2019, kawanan anggota DPR RI bukannya menambah daya dan tenaga, fokus
dengan cipta, karya, karsa agar tugas legislasi, anggaran dan pengawasan bisa
optimal. Bukannya mengejar hutang kerja, ketertinggalan hasil dibanding rencana.
Malah menambah amunisi untuk membabat habis pihak yang patut diduga akan
mengkritisi atau menunjukkan borok yang memang sudah semakin akut. Patut dibilang
sudah kalang kabut.
Kalkulasi politik menjadikan
kawanan anggota DPR RI merasa layak untuk melakukan modus, rekayasa, pola main
maupun rekadaya jelang sakratul maut. Mau tak mau, siap tak siap, harus siaga
menghadapi nasib yang bakal menjemput. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar