Waspadai Skenario
Susulan
Gaduh politik, gonjang-ganjing di
tahun politik 2018, khususnya jelang pergantian presiden 2019, penguasa sudah
siap skenario berlapis.
Kisah sukses negara hadir di
balik kasus penistaan agama oleh gubernur aktif DKI Jakarta 2012-2017,
menjadikan penguasa tetap menurunkan pemain utama. Agar lebih lengkap, tanpa
rasa malu dimunculkan tokoh perempuan.
Kendati bukan penguasa aktif,
namun karena masih anak cucu ideologis pencetus Nasakom, diharapkan dampaknya
nyata. Darah seni yang mengalir dijadikan alibi menulis puisi. Hasilnya menjadi
santapan awak media. Artinya ikut memperkeruh suasana.
Pemerintah sudah mengantongi efek
domino penistaan agama jilid I. Dengan "pengalaman" ini, penguasa sudah siap siaga. pasang kuda-kuda, pasang badan.
Bukan kebetulan jika waktu
kejadian perkara, antara Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2018 dengan Hari
Emanispasi Wanita Indonesia 21 April 2018.
Semakin umat Islam Indonesia
bereaksi, itulah yang diharapkan. Dipastikan masih ada skenario babak
berikutnya, disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Minimal, fokus dan
konsentrasi umat Islam digiring untuk sibuk menangani penistaan agama melalui
puisi, atau penistaan agama jilid II.
Skenario ini disusun tidak bisa
di belakang meja saja. Harus ada masukan utama dari ahli pengamat strategi
politik Nusantara yang bermarkas di luar negeri. Yang mampu melihat Indonesia
seutuhnya. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar