Halaman

Senin, 23 April 2018

antara puisi dan pria tulang lunak


antara puisi dan pria tulang lunak

Serba kebetulan. Atau kesempatan berpeluang cuma sekali.. Saat itu, diminta melengkapi buku kenangan diklatpim. Agar tampak beda, sumbang puisi.

Peserta yang menyimak atau ngecek foto diri dan komen kilas balik, terpaksa melihat puisi dua halaman. Timbul aneka komen.

Wong teknik koq nulis puisi.

Komen juga secara teknis. Ini bahasa tayangan dengan model super impos, dengan pola layer. Ditumpuk. Tarik simpul tergantung imajinasi ybs.

Teman mengira kalau puisi itu mesti puitis. Mendayu-dayu. Melankolis. Meratap penuh harap tanpa menatap.

Teman heran, kalimatnya bukan kalimat puisi seperti yang mereka duga. Ini laporan subtansi dengan gaya atraktif. Biar dikira padat kata. Atau menguasai masalah.

Teman yang komen dalam hati, modal manggut-manggut. Tanda dong. Jelas bukan model daya dong rendah. Apresiasinya tampak di guratan wajah, yang sok seruis. Biar dikira sedang terlena di alam pikiran.

Teman lainnya, malah suka mendengar bincang membahas nasib puisi. Merasa terwakili. Celetuknya, puisi seperti foto. Kalau foto bisa multitafsir. Puisi ini sarat fakta.

Asyik komen, karena peserta lintas K/L/D/I. Peserta daerah berujar, isi puisi sepertinya standar. Masalah kebahasaan. Sebagai ajang pelampiasan anak baru jatuh cinta. Saat itu media sosial belum lahir.

Pihak yang “asing dan aneh” dengan puisi. Sepertinya tergugah. Minimal terpaksa ikut baca sambil tunggu acara penutupan. Namanya buku kenangan. Bisa dibawa pulang. Memang untuk kenangan.

Ada sepuluh tahun kemudian, saat bertandang ke suatu kabupaten di luar Jawa. Berjumpalah dengan kawan senasib di diklatpim. Sudah promo. Karena gender, dapat kepercayaan dari bupati. Ybs masih ingat dengan puisi lama yang membingungkan, katanya. Tetapi tetap enak dilihat.

Zaman facebook, banyak anak bangsa berkomen bak memang lidah tak bertulang. Gaya gemulai seperti daya dong rendah. Penuh gaya dan daya sesuai asas penurunan daya ingatan dan pendapatan secara permanen. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar