Halaman

Minggu, 29 April 2018

Mengalah atau Kirim Atlit Klas II


Mengalah atau Kirim Atlit Klas II

Indonesia sedang besar hidung, karena jadi tuan rumah pesta olahraga tingkat Asia. Sebagai tuan rumah berharap banyak dengan perolehan medali. Main di kandang sendiri, dengan dukungan penonoton yang mayoritas bangsa dhèwèk.

Berbarengan dengan tahun politik 2018. Pasti ada maunya. Ada konspirasi yang tetap menjunjung tinggi sportivitas. Moto olahraga yaitu yang mendapat mendali terbanyak, akan jadi juara umum. Belum tentu. Raihan medali emas jadi penentu.

Gelanggang, lapangan, venue atau sebutan lainnya, memang bukan kotak suara. Namanya politik olahraga vs olahraga politik, di negara maju yang banyak utang luar negeri, skore atau hasil akhir bisa diatur.

Masalahnya, tentu ada rasa sungkan, segan, enggan, éwuh pakéwuh, tepo sliro negara peserta dengan keramahtamahan tuan rumah. Bisa-bisa bisa terjadi asas sendiko dawuh akan terjadi.

Karena harga diri, martabat, wibawa negara peserta yang tak kenal kompromi. Olahraga tetap olahraga. Politik tetap politik. Mau mengandalkan pasal wani piro. Duwité mbahmu.

Pasca pesta olahraga, bagaimana nasib fasilitas yang sudah dibangun. Bukan urusan rakyat. Atlit tuan rumah akan dapat bonus sesuai perolehan medali. Juga bukan konsumsi rakyat untuk mengolahnya. Semua sudah ada aturan main.

Yang masih bisa dilakukan rakyat, cukup berdoa dan mendoakan agar pesta sukses. Peserta asing pulang dengan rasa puas berlipat. Bisa untuk bahan cerita ke anak cucu. Khususnya sikap ramah, rendah hati, sopan tindak tuan rumah. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar